Beranda Travel

Aneh! Dibilang Punah, Harimau Jawa Tertangkap Kamera di Ujung Kulon

Aneh! Dibilang Punah, Harimau Jawa Tertangkap Kamera di Ujung Kulon
Hewan diduga Harimau Jawa yang sudah punah ketangkap kamera oleh petugas Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang, Banten

PANDEGLANG, Pelitabanten.com – Ada penampakan aneh yang terekam kamera di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang, Banten. Penampakan tersebut adalah seekor kucing besar harimau jawa, yang sudah dibilang punah beberapa puluh tahun lalu.

Gambar yang diambil dari kamera Handphone (HP) tersebut adalah Harimau Jawa sedang memangsa banteng. Nama lain dari Harimau Jawa adalah Panthera tigris sondaica. Habitat Harimau Jawa hidup di semananjung Ujung Kulon, Banten.

Kepala Balai TNUK Mamat Rahmat mengatakan indikasi harimau Jawa belum punah ditemukan saat para pegawai melakukan inventarisasi banteng di Padang Pengembalaan Cidaon pada Jumat (25/8/2017) lalu.

“Ada binatang kucing besar, tapi dengan lorengnya itu sedikit berbeda dengan macan tutul yang dijumpai teman-teman di Ujung Kulon. Akhirnya difoto, diduga apakah ini macan tutul Jawa atau kucing besar lainnya, misalnya harimau Jawa,” jelas Mamat Rahmat di Pandeglang, Banten, Minggu (17/9/2017).

Dari gambar foto tersebut terlihat hewan karnivora terbesar di Pulau Jawa tersebut sedang berjalan di padang gembala di Cidaon, tempat berkumpulnya banteng dan burung merak.

Berdasarkan pantauan dari redaksi Pelitabanten.com foto bidikan petugas TNUK itu memperlihatkan seekor banteng tergeletak mati, sedangkan seekor banteng lainnya tampak di belakangnya. Hewan buas diduga harimau Jawa itu kemudian beranjak pergi, sedangkan tiga ekor burung merak terlihat bergegas menghindarinya.

Terkait foto tersebut, Kepala Balai TNUK Mamat Rahmat sudah menurunkan tim survey ke lapangan untuk mengetahui keberadaan Harimau Jawa tersebut.

Pihaknya berjanji akan menyampaikan kepada publik jika telah mendapatkan kepastian dengan data yang akurat jika harimau jawa  ditemukan kembali di lahan konservasi badak bercula satu itu.

“Jadi saat ini belum bisa komentar. Nanti setelah ada hasil, maka akan kami share ke media,” jelas Rahmat.