LEBAK, , Pelitabanten.com – Waktu telah beranjak mendekati pukul 23.30. Namun riuh suasana masih bergemuruh menghiasi keceriaan santri di aula terbuka dalam acara temu kangen Alumni Angkatan XVIII Tahun 2010-2011, Pondok Pesantren Daarussaadah Cimarga, Lebak – Banten. Acara bertajuk “Santri Everywhere” dilaksanakan sebagai ajang melepas rindu para alumni dan berbagi pengalaman tentang suka duka selama menjadi santri, pengalaman dalam memasuki dunia kampus setelah lulus dari pesantren serta motivasi mengenai pola hidup sehat dalam menjalani aktivitas keseharian di pesantren. “Kegiatan ini selain menjadi agenda tetap setiap angkatan, juga bermaksud berbagi pengalaman dan memberikan wawasan bagi para santri yang diharapkan dapat mempersiapkan diri menjalani ‘dunia baru’ kelak setelah mereka lulus nanti”, kata Ketua Angkatan, Arif Rayan Hidayat. (Sabtu, 30 Juli 2016).
KH Pupu Mahpudin sebagai pengasuh Pondok Pesantren Daarussaadah dalam kesempatan kali ini berhalangan hadir karena tengah menjalani tugas sebagai Ketua LPTQ Lebak, mendampingi kontingen Provinsi Banten menjadi pembina dalam Perhelatan Akbar Musbaqah Tillawattil Qur’an (MTQ) tingkat Nasonal yang dipusatkan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Acara tersebut selain diisi oleh berbagai penyampaian motivasi, para alumni juga memberikan cinderamata dan berbagi doorprize bagi santri yang beruntung dapat menjawab pertanyaan seputar pondok pesantren. Namun keceriaan yang tercipta membuat malam semakin larut mengakibatkan kekawatiran guru yang mendampingi selama acara berlangsung. Sebagaimana diungkapkan Ustadz Ahyat Tsani, “Acaranya memang bagus, memberikan motivasi bagi para santri menimba pengalaman dari para alumni. Namun ada manajemen waktu yang mesti diperhatikan, karena santri sebenarnya sudah harus istirahat sebab besok pagi masuk kelas mengikuti kegiatan belajar sebagaimana biasa”.
Hal tersebut senada disampaikan Muftya Dwi Amini, Ketua Ikatan Santri Daarussaadah (ISDAS) Putri, “Kami sangat senang mengikuti kegiatan malam ini, mendapat pengalaman dari kakak-kakak alumni, tapi biasanya setiap kegiatan malam tidak pernah melewati jam setengah sebagai batas toleransi waktu yang diberikan oleh pondok. Kasihan adik-adik kelas besok belajarnya ngantuk”, bisiknya seraya tersenyum malu.
Menanggapi hal demikian, Ketua Ikatan Keluarga Alumni Daarussaadah, Ahyat Bani Ahmad pun cukup memahami kondisi yang terjadi dan memberi tanggapan, “Kami sangat senang dengan suasana yang terbangun di acara ini, sehingga kami merasakan dapat menumpahkan rasa kangen terhadap kenangan pada masa-masa tinggal di pondok ketika menjadi santri, tadi Ustadz Ahyat menyinggung soal ini dan saya mewakili teman-teman alumni telah meminta maaf, kedepan soal waktu akan menjadi perhatian bagi kami para alumni”. Lebih lanjut Ahyat memberikan komentar, “Andai saja seluruh alumni pondok pesantren terus menjalin silaturahmi dan berkomunikasi dengan santri di pesantren secara berkesinambungan tentu akan terjalin secara kuat ikatan cinta antara Pesantren – Santri dan Alumni”, pungkasnya. (BL)