TangerangSatu.co.id KOTA TANGERANG – “Siapa yang mau hadiah?” Tanya salah seorang pembimbing pesantren kilat (Sanlat) di Rumah Dakwah.
Sontak para santri yang jumlahnya lebih dari 50 orang itu mengacungkan tangan sambil menjawab lantang, “sayaaah”.
Setelah sholat Ashar, para santri Sanlat Rumah Dakwah diajak ke jembatan Berendeng atau jembatan kaca untuk berfoto ria. Usai menikmati suasana senja di jembatan Berendeng, santri-santri peserta Sanlat kembali ke Rumah Dakwah.
Usai pembelajaran santri di evaluasi dengan pertanyaan yang telah disampaikan, santri yang bisa menjawab di berikan reward berupa hadiah.
Hari ke 18 puasa Ramadhan telah berlalu lebih dari separo, para santri yang mengikuti Sanlat di Rumah Dakwah itu tetap semangat dan ceria.
Mereka dibuat berkelompok dalam mengikuti Sanlat. Masing-masing kelompok dibimbing oleh pemateri dari Ikatan Da’i Indonesia (Ikadi). Mereka belajar sambil bermain, bermain sambil belajar.
Tak terasa hari semakin senja. Peserta Sanlat masih tetap semangat. Sesekali mereka tertawa mendengar bimbingan dari pemateri.
Pesantren kilat Rumah Dakwah di Gg H Toha Jl KS Tubun, Pasar Baru Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang dikemas menarik oleh para pemberi materi sehingga mereka yang mengikuti tak merasa lelah maupun bosan.
Sejak pagi pukul 10, Sanlat dimulai. Dr Ahmad Isna memberi pencerahan pertama mengupas bahasan “Cara Sehat Jaman Now”. Kemudian dilanjut psikolog Risris menguraikan mengenai “Pemuda Muslim Jaman Now”.
Ketua Panitia Sanlat Rumah Dakwah, Muhammad Soleh Alan menjelaskan para peserta terdiri dari tingkatan SD, SMP dan SMA yang tersebar di Kelurahan Bojong Jaya, Pasar Baru, Koang Jaya dan Nambo dalam wilayah Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.
“Dari Sanlat ini, selain menimba ilmu mereka juga bisa saling kenal. Ikadi sebagai lembaga dakwah bagi semua umur memberi materi Keimanan, ukhuwah Islamiyah, pola hidup sehat dan tolong menolong,” jelas Alan.
Sementara jelang magrib, motivator wirausaha Cireng Moncrot, Didit Rahardiansyah memberikan motivasi kepada para santri bagaimana menjalani hiidup harus kuat dalam segala hal.
“Kami menanamkan kepada santri jiwa wirausaha. Diharapkan kelak merek bisa mandiri dan menciptakan lapangan pekerjaan,” jelas Didit pemilik 30 outlet Cireng Moncrot di Jabodetabek.****
• Ateng Sanusih | Ida Rosidah