Data Bansos Tangerang Hilang, Pengamat : Tanpa Data Terintegrasi, Akan Sia – sia?

Data Bansos Tangerang Hilang, Pengamat Tanpa Data Terintegrasi, Akan Sia - sia
ILUSTRASI (200 Degrees/Pixabay)

Pelitabanten.com – Kementerian sosial memperbarui data terpadu kesejahteraan Sosial (DTKS) yang bertujuan untuk memastikan penerima memiliki data identitas tunggal. Dampaknya ada lebih dari 21 Juta data ganda penerima bansos dihapus.

Pengamat Komunikasi Publik Mochammad Mirza “Saya menilai ada upaya pembenah data yang sampai saat ini masih tercecer,dan hal ini dibutuhkan agar penerima basos tepat sasaran.”

Dampaknya di kota Tengrang ada banyak nama yang hilang dalam data masyarakat penerima bantuan sosial dari pemerintah pusat.

“Hal ini menandakan dibutuhkan pembenahan data terintegrasi penerima bantuan, jika tidak akan menjadi sia-sia dan masyarakat yang dirugikan.” tambah Mochammad Mirza.

Upaya walikota Tangerang Arief Wismansyah melayangkan protes ke Kementerian sosial perihal nama –nama penerima bantuan yang hilang, dinilai positif oleh Mochammad Mirza

“Apa yang dilakukan oleh pak Walikota Tangerang sudah tepat dengan membangun komunikasi kepada Kemensos, upaya klarifikasi dibutuhkan agar pembenahan data kemensos kedepan semakin baik.” tambah Mochammad Mirza yang juga merupakan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syekh Yusuf.

Adanya perbedaan mengenai data penerima bantuan sosial berdampak akibat sengkarut dalam pengelolaan data di Indonesia yang dulu terkesan diabaikan oleh pembuat kebijakan.  Tak heran jika adanya perbedaan data dari pemerintah pusat dan daerah.

“Yang menjadi tugas bersama baik di Kemensos dan pemda saat ini adalah mendorong agar menyajikan dan pengumpulan, juga pembaruan data yang real time dan terintegrasi” kata Moc Mirza

“ Saya melihat baik dari pemerintah kota dan kemensos, ada upaya kesana untuk membuat pembenahan yang sesuai prosedur yang sudah ditetapkan, tinggal konsisten saja..” Tutup Mochammad Mirza.

Mochammad Mirza,S.I.Kom.,M.I.KomPenulis: Mochammad Mirza,S.I.Kom.,M.I.Kom (Pengamat Komunikasi Publik, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syekh Yusuf)