JAKARTA, Pelitabanten.com – Pimpinan Pondok Pesantren La Tansa, Lebak, Banten, KH Adrian Mafatihullah Kariem hadir sebagai pembicara dalam bedah buku berjudul “Lepas dari Lapas Hidup” karyanya sendiri di panggung utama Islamic Book Fair (IBF) ke-16, Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (5/5/2017).
Dalam bedah buku karyanya, KH Adrian Mafatihullah Kariem mengulas solusi keluar dari problematika hidup berlandaskan pada prinsip dan praktik agama yang utuh. Salah satu kuncinya adalah berbakti kepada orang tua (birrul walidain).
“Orang tua kita itu seperti Alquran, yang harus dihormati dan dimuliakan. Keridhoan orang tua merupakan kunci utama untuk membuka pintu kesuksesan. Mereka yang sukses, tidak mungkin lepas dari andil orang tua,” jelas KH Adrian Mafatihullah Kariem, di JCC, Jumat (5/5/2017)
Lebih lanjut, Putra dari Pendiri Pondok Pesantren Daar El Qolam, KH Ahmad Rifa’i Arief (alm) menjelaskan berbakti kepada kedua orang tua adalah sebuah prestasi. Sebaik-baik prestasi anak adalah berbakti kepada orangtua apapun kiprahnya nanti.
”Bakti kepada orangtua itu sendiri prestasi. Sehingga kita tidak hanya numpang hidup di dunia tanpa prestasi,” kata KH Adrian.
Dalam bagian terakhir buku “Lepas dari Lapas Hidup” ini, KH Adrian mengupas tentang Ngaji, Ngeja, Ngejo. Ngaji maksudnya tiap Muslim harus kuat agama, akidah, dan akhlaknya. Ngeja berarti harus pandai ilmu umum.
”Sementara Ngejo ini istilah dalam Bahasa Sunda sebagai simbolisasi kemandirian. Kesuksesan adalah hak kita, bukan karena nama besar orangtua,” ungkap KH Adrian.
Dalam acara bedah buku “Lepas dari Lapas Hidup” yang dihadiri oleh Group Wali Band, Santri Ponpes La Tansa dan Ponpes Daar El Qolam ini, KH Adrian berpesan agar selalu mencintai buku dan selalu gemar membaca buku.
Buku “Lepas dari Lapas Hidup” mencakup 466 halaman ini menyajikan tutur tulisan yang mempesona dan mudah dicerna. Penulis mengajak para pembaca untuk becermin dari manusia-manusia hebat karena kemampuannya mengubah masalah jadi anugerah. Inilah terapi Islami yang akan menjadikan hidup kita lebih bermakna.