
JAKARTA, Pelitabanten.com – Muballigh muda asal Jakarta Utara Ustadz Jam’an Al Wani memberikan ceramah agama pada acara 40 hari atas meninggalnya ibunda tercinta Hj Siti Harmunah dari Seniman asal Banten, Chavchay Syaifullah di kediamannya jalan Poncol, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (2/5/2016).
Dalam wejangan siraman rohani tersebut, Ustadz Jam’an Al Wani mengangkat tema soal kematian yang dipastikan datang menghampiri setiap makhluk ciptaan Allah SWT. Menurut Ustadz Jam’an Al Wani, setiap hamba Allah di muka bumi ini pasti akan menghadapi kematian. Kematian merupakan bagian dari rahasia Allah SWT yang tidak bisa diterka kapan dan dimana ajal itu tiba. Namun, bagi umat Islam terutama bagi hamba Allah yang taat ibadah, sesungguhnya kematian itu memiliki tanda-tanda yang nyata dan dapat dipelajari pada setiap diri manusia.
“Ajal itu pasti datang kepada kita. Dan tidak ada orang yang tau, kapan dan dimana kita meninggal. Namun, bagi orang yang ahli ibadah, sesungguhnya kematian itu memiliki tanda-tanda dan dapat diketehui sebelum ajal itu menjemput kita”, ujar Ustadz Jam’an Al Wani, Jakarta, Senin (2/5/2016)
Lebih lanjut, santri jebolan Pondok Pesantren Daar El Qolam itu mengatakan bahwa menurut Imam Al Ghozali ciri-ciri orang sebelum meninggal itu dapat dipelajari dan diketahui dari berbagai tanda yang ada pada dirinya. Pertama, sebelum meninggal dunia orang tersebut akan menggigil hebat. Kedua, pusat indra perasa tidak beraturan, mau bicara susah dan nada suaranya berubah. Ketiga, selalu mengidam-idamkan makanan. Keempat, bagian tengah dahi dan di bagian ubun-ubun kepala selalu bergerak pada waktu ashar dan shubuh.
Bagi seseorang yang Alim, kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan. Kematian justru dapat dirasa dan diketahui bahwa ajal akan menjemputnya.
“Makanya tidak heran kalau orang Alim, sebelum meninggal dunia ia telah punya pirasat. Hatinya tenang dan dirinya telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk kehidupan yang abadi. Bahkan orang Alim tersebut menyempatkan untuk memberikan wasiat dan pesan kepada orang-orang di sekitarnya, yang dicintainya”, jelas Ustadz Al Wani
Selanjutnya Ustadz Jam’an menegaskan kebiasaan hidup yang hatinya selalu berdzikir menyebut La Ilaha Illa Allah sesungguhnya kalimat itu akan senantiasa terbawa ketika sakaratul maut itu tiba, dan mulut dengan mudahnya akan mengucapkan La Ilaha Illa Allah.
“Biasakan berdzikir mengingat Allah, menyebut La Ilaha Illa Allah. Niscaya saat ajal itu tiba, dengan mudah mulut itu akan berucap La Ilaha Illa Allah”, tegas Ustadz Jam’an Al Wani dalam ceramahnya.
Ceramah Agama yang dikemas oleh Da’i muda Ustadz Jam’an Al Wani tersebut, membawakan suasana pengajian menjadi hening dan dibanjiri tangisan air mata. Ustadz Jam’an membawakan ceramahnya begitu rileks dan santai dengan metode muhasabah yang mendalam. Dan terkadang, Sang Ustadz tersebut mengeluarkan gaya ceramah yang humor dan penuh canda tawa, yang dapat menghidupkan suasana pengajian.