Sumpah dan Janji…
Kita takkan pernah lahir di dunia ini tanpa sumpah dan janji pada sang Khalik.
Kita takkan pernah terikat pada sebuah ikatan sakral mahligai, tanpa sumpah dan janji pun kita takkan pernah sah menyandang status terpelajar, berpangkat dan disanjung sebagai “pejabat”, tanpa mengucap sumpah dan janji…
Entah sudah berapa kali dari mulut kita terlontar kedua kata itu. Sudah berapa tahun kita mengulang sumpah dan janji, bahkan kita akan sangat marah ketika disumpahi atas janji yang pernah kita sebutkan dengan sangat khidmat. Tapi ketika sudah nyaman, aman dan senang kita campakkan si sumpah dan si janji dilipatan terbawah labirin otak kita.
Penangkapan salah satu pejabat tinggi bangsa oleh KPK kala itu, mengingatkan saya terhadap quote “sumpah dan janji” yg saya kutip dari media sosial beberapa waktu yang lalu.
Quote tersebut sangat tepat untuk menggambarkan apa yang telah menimpa sebagian besar pejabat di negara yang masyarakatnya menjunjung tinggi adat istiadat dan norma sosial yg merupakan warisan adiluhung yang membentuk citra bangsa.
Namun entah mengapa masih ada perilaku pejabatnya yang tidak mencerminkan ketinggian budi yang selalu dibanggakan bangsa ini.
Korupsi oleh oknum pejabat negara dari pusat sampai ke daerah seakan memberi bukti bahwa bangsa ini sedang sakit, penyakit yg sangat berbahaya dan bisa jadi sangat menular dan lebih ganas dari kanker stadium 4 sekalipun. Kenapa demikian, kanker hanya kemungkinan besar hanya akan membunuh satu jiwa tapi korupsi berjamaah oleh pejabat akan membunuh banyak manusia, karena dengan priveledge, katabelece dan pengaruh yang dimiliki, mereka sanggup “memakan daging” rakyat yang memilihnya, atau warga yang membuatnya bisa mengucap janji sebagai pejabat, tanpa malu sekalipun.
Penulis: M. Harry Mulya Zein