
Pelitabanten.com – Apakah kalian tau daun stevia mampu menggantikan gula tebu? Yaaa, sebelum kita mengetahui kenapa alasannya, mari kita simak mengenai daun stevia.
Daun stevia merupakan satu genus dari family asteraceae yang terdiri dari 240 jenis. Daun stevia memiliki nama ilmiah yakni stevia rebaudiana. Tanaman stevia berasal dari perbatasan negara Paraguay-Brazil-Argentina.
Di indonesia dapat ditemukan di daerah ngargoyoso, Tawangmangu, Karanganyar jawa tengah dalam skala terbatas untuk keperluan pemanis produk jamu dan obat-obatan.
Daun stevia memiliki kandungan senyawa glikosida diterpen dengan tingkat kemanisan antara 200-500 kali gula tebu, akan tetapi dengan indeks glikemat sangat rendah. Senyawa glikosida di terpen yang paling penting adalah steviosida dan rebaudiosida-A (suhendi, 1989). Nah hal ini yang menjadikan produk-produk bahan makanan atau minuman yang menggunakan sebagai bahan baku pemanis dari tanaman stevia.
Daun Stevia Mampu Menggantikan Gula Tebu
Daun stevia bisa digunakan sebagai pemanis alamiah, alternatif dalam pembuatan gula alami rendah kalori atau non kalori karena daun stevia memiliki stevioside yang memberikan rasa manis 250-300 kali lebih manis dari pada gula, keunggulan lain dari pemanis alamiah tidak memiliki sifat karsinogenik sehingga aman untuk dikonsumsi.
Nah maka dari itu daun stevia ini mampu menggantikan gula tebu selain daun stevia ini mampu menjadi pemanis alamiah daun stevia juga mampu memberikan rasa manis 250-300 kali lebih manis dari pada gula tebu dan juga daun stevia ini rendah kalori.
Selain itu juga dapat diguakan untuk formula sebagai pengganti gula untuk penderita diabetes. Tanaman ini juga memiliki efek kariostatik yaitu dapat mengurangi dan menghambat timbulnya karies gigi (penyakit infeksi yang dapat merusak struktur gigi dan dapat menyebabkan gigi berlubang).
Stevioside juga mampu membunuh beberapa bakteri, diantaranya yaitu E. Coli. B, subtilis, streptococcus mutans, staphylococcus aereus serta menghambat infeksi yang disebabkan oleh bakteti dan patogen lain sperti E. Coli, staphylococcus aerus dan corynebacterium diphthereriae serta jamur candida albican.
Manfaat Daun Stevia
Selain digunakan sebagai pemanis alami, daun stevia juga memiliki maanfaat lain yang baik untuk kesehatan, antara lain :
- Menstabilkan gula darah bagi penderita deabetes
- Menstabilkan tekanan darah bagi penderita hipertensi
- Meningkatkan penyerapan kalsium bagi penderita osteoporossis
- Mengatasi gangguan kulit kepala dan rambut kusam
- Menghambat keriput kulit
Kandungan Nutrisi Daun Stevia
- Daun Stevia mengandung pemanis glycosid ( steviosida, rebausida dan dulcosida) selain itu juga mengandung protein, fiber, karbohidrat, fosfor, kalsium, magnesium, vitamin A, vitamin C dan juga minyak atsiri.
- Rasa manis pada daun stevia ini dihasilkan dari dua jenis kandungan yang ada di daun stevia ini yakni stevioside (3-10% berat kering daun dengan kemanisan 250 kali sukroda) dan rebaudioside (1-3% berat kering daun dengan kemanisan 300 kali sukrosa).
Cara Budidaya Daun Stevia
- Perbaanyakan benih stevia
- Secara vegetatif
Perbanyakan benih stevia secara vegetatif ini dapat dilakukan dengan anakan, stek batang, stek cabang, dan kultur jaringan.
- Secara Generatif
Yakni dilakukan dalam skala penelitian untuk menghasilkan klon atau varietas unggul yang baru melalui pemuliaan tanaman yakni dengan biji.
- Tempat
Tanaman stevia cocok tumbuh di daerah berudara sejuk dengan ketinggian 500-1.500 m dpl dan pada tanah yang kurang subur dengan pH 4-5.
- Cara merawat tanaman stevia
Beberapa hal yang penting dalam perawatan tanaman stevia adalah pemukuam, pemangkasan dan pengendalian serta penyakit. Satu minggu setelah di tanam, setiap tanaman perlu diberi pupuk masing-masing 1 g urea, 1g TSP dan 1 g KCL, pemberian pupuk buatan diulangi lagi setiap kali stevia baru dipanen. Pada saat stevia berumur 2 minggu, sebaiknya setiap ujung tanaman dipangkas untuk membentuk percabangan sehingga produksi daun akan lebih banyak.
Nah itu dia keistimewaan dan cara budidaya dari tanaman Stevia, semoga bermanfaat.
Penulis: Wilda Syafira
(Mahasiswi Jurusan Biologi Fakultas Sains, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten)