Beranda Opini

Efektifitas Kursus Bahasa Inggris Dalam Menyokong Pendidikan Anak Indonesia

Efektifitas Kursus Bahasa Inggris Dalam Menyokong Pendidikan Anak Indonesia
ILUSTRASI (Nothing Ahead/Pexels)

Pelitabanten.com – Pada era globalisasi ini, untuk mengimbangi perkembangan zaman yang semakin hari semakin maju, kemampuan setiap individu dalam berbahasa yang mana adalah bahasa internasional telah menjadi sebuah tuntutan. Bagaimana tidak? Tidak dapat dipungkiri bahwa berperan penting saat kita ingin menambah koneksi, menggali informasi lebih dalam tentang banyak hal, menempuh pendidikan yang lebih tinggi, meningkatkan kesempataan mendapatkan pekerjaan, atau bahkan sesederhana memperlancar komunikasi.

Begitu pentingnya peran bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari membuat pemahaman seseorang terhadap bahasa Inggris perlu dicakapkan sejak dini. Secara umum bahasa Inggris di Indonesia diajarkan sebagai bahasa asing. Istilah bahasa asing dalam bidang pengajaran bahasa berbeda dengan bahasa kedua. Yang mana bahasa asing merupakan bahasa yang yang tidak digunakan sebagai alat komunikasi di negara tertentu di mana bahasa tersebut diajarkan. Sementara bahasa kedua merupakan salah satu bahasa yang digunakan secara umum di suatu negara namun bukanlah bahasa utama.

Sementara itu, bahasa asing lazimnya diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dengan tujuan berkomunikasi dasar, juga menguasai empat skill berbahasa (menyimak, membaca, menulis, berbicara) dalam bahasa tersebut dan dalam batasan tertentu. Di Indonesia sendiri bahasa Inggris adalah bahasa asing paling utama yang wajib dipelajari di sekolah selama dua belas tahun.

Bahasa Inggris terdiri dari empat keterampilan yang membuatnya begitu kompleks, yaitu menulis (writing), membaca (reading), mendengar (listening), dan berbicara (speaking). Untuk memahami empat keterampilan tersebut siswa dituntut mengenal kosa kata (vocabulary) dari yang dasar hingga tingkat atas, serta memahami struktur bahasa (grammar) juga pelafalan (pronounciation).

Baca Juga:  Buah Ciplukan Kaya Akan Manfaat

Kompleksnya pelajaran bahasa Inggris serta kedudukannya sebagai bahasa asing di Indonesia yang sejatinya masih minim penggunaannya dibandingkan dengan di negara lain menjadikan motivasi anak Indonesia dalam belajar bahasa Inggris menjadi rendah. Selain motivasi belajar yang kurang, kapasitas ideal tiga puluh dua siswa dalam satu kelas di Indonesia membuat kemungkinan terjadinya hambatan-hambatan selama proses pembelajaran di kelas. seperti kurangnya konsentrasi belajar, kurangnya rasa percaya diri, dan terbatasnya ruang bagi guru untuk memperhatikan kompetensi masing-masing siswa.

Tidak hanya itu, keterbatasan waktu yang mana umumnya hanya dua kali pertemuan dalam satu minggu untuk memahami materi dan melakukan praktek juga menjadi hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. Mengingat banyaknya kosa kata asing dalam bahasa Inggris yang perlu dihapal, struktur-struktur penulisannya yang harus dipahami, dan juga bermacam pelafalan kata yang perlu dimengerti.

Salah satu guru senior yang ada di SMP Negeri 8 Surakarta, meyakini bahwa tidak kalah penting sebagai salah satu permasalahan yang turut berkontribusi dalam kegagalan pembelajaran bahasa Inggris adalah kurangnya sumber daya dan bahan ajar. Sumber daya dan bahan di sini merujuk pada berbagai benda yang dapat digunakan untuk mengajar seperti model, kartu, komputer, laboratorium bahasa, dan sebagainya. Mereka memainkan peran penting dalam keberhasilan dari proses belajar-mengajar di kelas, karena mereka mewakili elemen di dunia nyata, dimaksudkan untuk membantu siswa memahami dan menjelaskan realitas. Dilansir smpn8solo.sch.id.

Banyaknya hambatan terhadap sistem pembelajaran bahasa Inggris di sekolah menjadikan sekolah tidaklah cukup untuk mencapai tujuan kecakapan pemahaman anak Indonesia terhadap bahasa Inggris. Lalu bagaimana cara mengatasi situasi belajar yang tidak efektif di sekolah?

Baca Juga:  Menjemput Tugas Manusia, Hamba dan Khalifah

Salah satu cara mengatasinya adalah dengan melalui pendidikan non-formal yaitu kursus bahasa Inggris. Dilansir dari ekonomi.bisnis.com Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Yusuf Muhyiddin mengatakan “Peningkatan kompetensi bahasa Inggris perlu dilakukan secara berkesinambungan melalui lembaga pendidikan nonformal dengan tetap berdampingan terhadap pendidikan formal.” terangnya dalam konferensi pers EF English Proficiency Index, , Jumat (6/11/2015).

Alasan mengapa kursus bahasa Inggris dapat efektif dalam menyokong pemahaman anak Indonesia terhadap bahasa inggris adalah lembaga kursus bahasa Inggris berarti hanya menjadikan bahasa Inggris sebagai subjek yang diajarkan. Cakupan pengajaran yang terfokus pada bahasa Inggris memberi kesempatan terbahas dengan tuntasnya materi yang diajarkan. Umumnya lembaga kursus juga menyediakan waktu untuk siswanya berkonsultasi mengenai materi yang tidak dimengerti saat belajar di sekolah.

Selain materinya terfokus pada bahasa Inggris, tidak terikatnya lembaga kursus bahasa Inggris terhadap suatu kurikulum, menjadikan sistem pembelajaran pendidikan nonformal ini bersifat fleksibel. Fleksibel dalam artian lembaga kursus akan mengajarkan materi bahasa Inggris mengikuti tingkat pemahaman peserta didik dan dapat ditentukan oleh peserta didik.

Karena tidak terikat dengan suatu kurikulum, maka lembaga kursus dapat dengan bebas menentukan metode belajar bahasa Inggris seperti apa yang akan diberikan kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan non-formal seperti kursus bahasa Inggris ada untuk meningkatkan minat dan motivasi peserta didik untuk belajar, sehingga tidak jarang metode pelajaran yang ditawarkan oleh lembaga kursus bahasa Inggris itu lebih seru dari pendidikan formal di sekolah.

Baca Juga:  Pengembangan PTM-AS Berupa Jasuke Lumpur di Kalangan Paud

Demi menciptakan suasana belajar yang seru tentunya memerlukan fasilitas belajar yang memadai. Maka dari itu umumnya dalam mengikuti sebuah kelas kursus diperlukan biaya untuk setiap periode pertemuan. Dibutuhkannya biaya kursus salah satunya adalah untuk memberikan fasilitas belajar yang memadai bagi peserta didik. Hal ini berperan mengisi kurang memadainya fasilitas belajar bahasa Inggris di sekolah formal.

Tingkat intensifitas belajar dalam suatu kelas kurus juga lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah formal. Dimana jika di sekolah formal kapasitas idealnya adalah tiga puluh dua siswa, lembaga kursus umumnya hanya bersedia mengajarkan lima hingga sepuluh anak dalam setiap pertemuan kelas. Hal ini tentunya meningkatkan konsentrasi peserta didik, dan memberikan pengajar cukup ruang dan waktu untuk memperhatikan kompetensi bahasa Inggris setiap anak selama kelas berlangsung. Saat ruang dan waktu perhatian terhadap peserta didik tercukupi, barulah pengajar bisa mengidentifikasi kompetensi sesungguhnya dari masing-masing peserta didik dan memberikan arahan lanjutan yang dibutuhkan masing-masing peserta didik.

Menurut penulis, dengan terlaksananya hal-hal yang sebelumnya tidak dapat tercapai di pendidikan sekolah (formal) melalui lembaga kursus, maka pemahaman anak Indonesia terhadap bahasa Inggris dengan cakap akan terlahir. Yang mana hal ini akan sangat berguna baik untuk kehidupan sehari-hari, dan juga kebutuhan untuk masa depan yang cerah.

Mengingat betapa pentingnya peran bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, dengan menguasai bahasa Inggris, rasanya tidak ada batasan wilayah negara. Berkomunikasi, berbisnis, , pendidikan, serta gudang informasi dapat diakses dengan mudah.

Crystalina Malika SunandarPenulis: Crystalina Malika Sunandar, Mahasiswa Program Sarjana Jakarta, Program Studi Sastra Inggris