Beranda Opini

Bahagia dengan Berbuat “Baik”

Bahagia dengan Berbuat “Baik"

Pelitabanten.com – Dewasa ini, Tak perlu alasan untuk “berbuat baik” pada orang lain. Namun yang pasti, kita akan merasa bahagia saat kita membantu orang lain. Ditengah maraknya wabah virus covid-19 ini tak sedikit masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan sulit untuk mencari nafkah bagi dirinya dan keluarga, disamping itu Perubahan total sikap manusia terjadi ketika Covid-19 itu dinyatakan WHO sebagai pandemi. Ada yang bersikap negatif, kehilangan toleransi, melakukan panic buying, kekhawatiran yang berlebihan.

Pemerintah menyatakan bahwa masih terjadi penularan virus corona yang menyebabkan Jumlah kasus virus corona COVID-19 di seluruh dunia mencapai lebih dari 1,3 juta per Selasa (7/4/2020) pukul 09.30 WIB. Menurut data dari Johns Hopkins, jumlah pasien COVID-19 terbanyak berada di Amerika Serikat (AS) dengan 367.507 per Selasa pagi ini.

dan sampai saat ini pemerintah indonesia pun belum berniat untuk melakuka lockdown, presiden joko widodo atau jokowi mengungkapkan alasan melarang melakukan lockdown atau karantina wilayah dalam mencegah penyebaran virus corona (covid-19).Menurut beliau, setiap negara memiliki karakter dan budaya yang berbeda-beda.

Virus yang dahsyat penyebarannya dan begitu super cepatnya mampu mematikan orang-orang yang terpapar hingga menyebabkan kematian. Virus itu juga menimbulkan ketakutan, kekhawatiran, dan dapat mengubah total rencana yang telah dibuat oleh manusia. Mereka harus beraktivitas dalam lingkup yang sangat kecil, rumah kediamannya sendiri. Manusia kembali menjadi mahluk homines soli yang tak bisa bersosialisasi satu dengan yang lainnya.

Namun, ada sikap positif yang juga timbul karena adanya virus corona itu. Mereka sadar bahwa di luar kekuatan manusia ada kekuatan yang tak terselami yang begitu dahsyat, yaitu toleransi dan heroisme. Seperti dokter paru yang lanjut usia (80 tahun), Dr. Handoko Gunawan serta dokter bersama perawat lainnya, atau sukarelawan yang membuat hand sanitizer bersama dengan tim kimia UI, menyiapkan tempat cuci tangan di tempat keramaian.

Kebaikan-kebaikan yang timbul dari warga dan lembaga filantropi terus bergulir ditengah maraknya wabah virus corona alias covid-19, lalu berbagai langkah pun dilakukan guna meringankan beban sesama ditengah pandemi ini, Saat sejumlah rumah makan memilih tutup, rumah makan Soto Seger Boyolali (SSB) Hj Amanah justru membagi-bagikan 500 porsi soto secara gratis untuk masyarakat di sekitar. CEO SSB Ubaidilah mengatakan, yang membuka program 500 porsi gratis adalah cabang SSB di Lebak Bulus dan Pamulang.

Baca Juga:  Tabungan Terkuras Usai Liburan Akhir Tahun? Begini Cara Memulihkannya

Selain 500 porsi gratis, rumah makannya juga masih membuka sistem hantaran bagi masyarakat yang ingin makan di rumah. Dengan begitu, ia berharap masih bisa membantu masyarakat yang ingin memesan makanan.

Disamping itu tak luput para influencer dan selebriti pun berbondong melakukan aksi berbagi makanan kepada warga sekitar, Di tengah suasana sendu dan cemas karena pandemi COVID-19, banyak kisah menginspirasi yang menggetarkan hati. Tak jarang aksi kebaikan yang dilakukan satu orang menular ke yang lain dan menjadi gerakan bersama untuk saling menolong. Para selebriti misalnya, menghibur masyarakat agar betah #dirumahaja dengan manggung online dan mengumpulkan donasi, ada juga para relawan yang bergerak menyalurkan berbagai kebutuhan.

Kemudian para dokter yang menyediakan konsultasi kesehatan online gratis agar orang tidak berdesakan di rumah sakit, tukang sayur yang menawarkan jasa antar pesanan, hingga para pekerja lapangan yang melakukan penyemprotan disinfektan.
Lalu bagaimana islam berbicara tentang kebaikan yang dilakukan manusia atas dasar tolong menolong? Dalam alquran dijelaskan pada surah al-baqarah ayat ; 195, yang berbunyi :

yang artinya : Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Kebaikan senantiasa membahagian hati, dan melapangkan dada, dan mendatangkan kenikmatan, dan menolak musibah, adapun meninggalkannya adalah kesalahan dan menimbulkan kesusahan, dan menghalangi datangnya rezeki, maka orang pengecut adalah yang meninggalkan kebaikan dengan anggota badannya, sedangkan orang kikir adalah yang meninggalkan kebaikan dengan hartanya, Jika orang-orang beriman mengeluarkan harta mereka dan tidak ragu dan takut sedikitpun, kemudian mereka mengahadapi suatu masalah setelah itu maka Allah menjadi penolong mereka dan menjadi pendukung atas apa yang tidak mampu mereka raih.

Baca Juga:  Eksistensi Industri Teater di Tengah Badai Pandemik

Allah memerintahkan hamba-hambaNya untuk berinfak dijalanNya, yakni mengeluarkan harta pada jalan-jalan yang menyampaikannya kepada Allah, yaitu segala Jalan kebaikan seperti sedekah kepada orang miskin atau kerabat dan berinfak kepada orang yang wajib diberikan nafkah. Dan yang paling besar dari hal itu dan paling pertama termasuk di dalamnya adalah berinfak dalam jihad dijalan Allah, karena sesungguhnya berinfak dalam jihad adalah sebuah jihad dengan harta, dan hal itu adalah sebuah kewajiban seperti jihad dengan badan. Dengan berinfak, banyak sekali kemaslahatan besar yang didapat, yaitu membantu dalam menguatkan kaum muslimin dan menghinakan kesyirikan serta para pengikutnya, dan dalam menegakkan agama Allah serta meninggikannya.

Jihad dijalan allah tidaklah akan berjalan kecuali dengan penopang biaya, dan biaya itu bagaikan ruh baginya, yang mana jihad tidak akan ada tanpa nya, dan meninggalkan berinfak dijalan Allah adalah tindakan menghilangkan jihad, penguasa musuh-musuh serta gencarnya ketamakan mereka, Maka Firman Allah, “Dan janganlah Kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan,” adalah penjelasan illat sebab bagi hal tersebut. Tindakan menjatuhkan diri sendiri dalam kebinasaan itu terpulang pada dua perkara; meninggalkan perkara yang diperintahkan kepada hamba apabila tindakan meninggalkannya itu mengharuskan atau mendekatkan kepada rusaknya tubuh atau jiwa, dan melakukan perbuatan yang menyebabkan hilangnya jiwa atau ruh. Maka perkara ini meliputi banyak sekali hal-hal lainnya.

Diantaranya adalah meninggalkan jihad dijalan Allah, atau tidak berinfak padanya, yang menyebabkan penguasaan musuh. Termasuk juga seorang yang menjatuhkan dirinya dalam peperangan atau perjalanan yang menakutkan, atau di tempat binatang buas atau ular, atau memanjat pohon atau bangunan yang berbahaya, atau memasuki sesuatu yang mengandung bahaya dan semacamnya; hal seperti ini dan yang semacamnya adalah diantara yang menjatuhkan diri kepada kehancuran. Dan diantara hal itu juga adalah hidup dengan kemaksiatan terhadap Allah dan berputus asa dari bertaubat kepada Allah. Juga Meninggalkan apa yang diperintahkan oleh Allah dari kewajiban-kewajiban, dimana tindakan meninggalkannya itu akan menyebabkan kehancuran bagi jiwa maupun agama.

Baca Juga:  Nikah Beda Agama, Menurut Pandangan Islam dan Aturannya di Indonesia

Dan karena berinfak dijalan Allah adalah sebuah bentuk diantara bentuk-bentuk kebajikan, maka Allah memerintahkan untuk berbuat kebajikan secara umum seraya berfirman, “dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” Ayat ini mencakup seluruh bentuk kebajikan yang tidak dibatasi oleh sesuatupun, maka termasuk di dalamnya adalah kebajikan dengan harta sebagaimana yang telah berlalu. Termasuk juga didalamnya kebajikan dengan jabatan yaitu dengan memberikan syafaat (menjadi fasilitator untuk menyelesaikan hajat masyarakat bawah ke atasan) atau semacamnya, termasuk juga kebajikan dengan cara menyuruh kepada kebaikan dan melarang dari yang munkar, serta mengajarkan ilmu yang bermanfaat.

Termasuk juga memenuhi kebutuhan kebutuhan manusia seperti bantuan atas kesulitan-kesulitan mereka, menghilangkan kesusahan kesusahan mereka, menjenguk yang sakit, menghadiri jenazah mereka, menunjuki orang yang sesat diantara mereka, membantu pekerjaan orang yang bekerja, mengerjakan pekerjaan orang yang tidak ahli dalam pekerjaannya, dan semacamnya yang termasuk kebajikan yang diperintahkan oleh Allah, dan termasuk dari kebajikan juga adalah berbuat baik dalam beribadah kepada Allah, yaitu seperti yang disebutkan oleh Nabi. “Yaitu kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatnya namun bila kamu tidak dapat melihatnya maka sesungguhnya dia melihatmu.” Barangsiapa yang memiliki sifat seperti itu, niscaya ia termasuk orang-orang yang dikatakan oleh Allah tentang mereka : “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” Quran surat Yunus ayat 26 Allah akan bersamanya; dengan membimbingnya, menunjukinya, dan menolongnya dalam segala perkara.

Penulis: Nurhermaya Putri, Mahasiswa Komunikasi Penyiar Islam – IAIN Salatiga.