
LEBAK, Pelitabanten.com – Harapan segera disahkannya Peraturan Daerah yang menangani perkembangan bahasa daerah yang selama ini sudah diakui bersama bahwa bahasa daerah di Banten yaitu: Sunda Banten, Jawa, Jawa Serang, Betawi dan Lampung. Tetapi sampai sekarang pemerintah belum mengeluarkan produk Perda Bahasa tersebut.
Tujuannnya agar masayarakat Banten dapat percaya diri memakai basa Sunda Banten. Pemerintah Provinsi Banten diharapkan lebih bisa memperhatikan dan ngamumulé agar bahasa Sunda Banten tidak leungit ditelan jaman. Hanya Kabupaten Serang yang sudah mengeluarkan Perda Muatan lokal yang harus diajarkan di sekolah.
Sebagai langkah progresif dari hasil kerjasama yang sudah dilaksanakan pada bulan-bulan sebelumnya yaitu Workshop “Ngajarkeun Basa Sunda di Banten” (28/1/2017) lalu dilaksanakan di Gedung Pendopo Kabupaten Pandeglang dengan harapan bahwa hasil kegiatan tersebut membawa dampak yang positif untuk perkembangan Basa Sunda di Provinsi Banten khususnya yang berhubungan dengan keberlangsungan Basa Sunda di Banten.
Point dari rekomendasi kegiatan workshop tersebut menegaskan bahwa Banten harus memiliki Bahan Ajar berbahasa Sunda Banten. Sementara yang kita ketahui bahwa sekolah-sekolah di Banten memakai bahan ajar yang memakai bahasa lulugu dari Jawa Barat (kita sebut saja bahasa Priangan) karena tidak adanya buku teks yang memakai pengantar Basa Sunda wewengkon Banten.
Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Sunda SMP Provinsi Banten bekerjasama dan didukung penuh oleh Grup WA Kilinik Basa (KiBa) Sunda dan Penerbit CV. Geger Sunten berencana menyenggarakan kegiatan Focus Disscussion Grup (FGD) dengan tajuk “Launching dan Bedah Buku Purwa Basa” di Musium Multatuli Rangkasbitung Kabupaten Lebak pada Sabtu, (22/7/2017) mendatang.
Tokoh pelestari bahasa daerah, peraih “Anugerah Tokoh Kebahasaan dan Kesastraan” dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016, Drs. H. Taufik Faturohman berharap dengan diterbitkannya buku ‘Purwa Basa’ memberikan angin segar kemajuan pembelajaran bahasa daerah bagi sekolah-sekolah khususnya di Banten.
“Buku ini adalah buku ajar pertama di Banten yang memakai Bahasa Sunda Banten,” katanya, Rabu (5/7/2017)
Kordinator Forum MGMP Basa Sunda Banten, Kelly Ardiana menegaskan bahwa di tahun-tahun sebelumnya guru-guru sangat kesulitan mencari buku ajar yang memakai bahasa Banten terlebih media dan buku referensi Bahasa Banten terbatas.
“Dengan prakarsa buku ‘Purwa Basa’ disusun oleh TIM dari MGMP Basa Sunda SMP/MTs Provinsi Banten bisa bermanfaat dan dipergunakan demi untuk menunjang pembelajaran di kelas. Di dalam buku tersebut terkandung muatan lokal khas yang ada di Banten baik dari segi sosial, seni, adat dan budaya. Bisa kita cek untuk pembahasan seperti seni Rampak Bedug, kampung adat Baduy, lagu-lagu khas daerah Banten belum nampak di buku-buku ajar sebelumnya,” ungkapnya.
Ketua pelaksana dari kegiatan ini adalah Wildan Fisabililhaq guru dari SMP Negeri 3 Jiput- Kabupaten Pandeglang menjelaskan, “Dengan didakannya kegiatan FGD-Launching dan Bedah Buku “Purwa Basa” ini bisa membuka wawasan bagi para pendidik, pemerhati bahasa, seniman dan budayawan Banten tentang bagaimana caranya budaya baca dan tulis yang memakai bahasa Sunda Banten menjadi lebih berkembang dan kedepannya mendorong terbitnya buku-buku baru yang berbahasa Sunda Banten.
Dijelaskan oleh panitia, Narasumber yang akan mengupas tuntas buku tersebut adalah Ahmad Hadi, M.Pd., atau dalam pekaryaan dengan sandiasma ‘Hadi AKS’, seorang penulis dan aktifis pengembang Basa Sunda Banten dan termasuk editor dari buku tersebut akan mengulas tentang persepektif pengajaran, kurikulum dan buku ajar Basa Sunda Banten. Ocit Abdurrosyid Siddiq yang merupakan pemerhati dan pelestari bahasa Sunda Banten, Ketua Forum Kamus Sunda Banten di laman grup facebook yang akan mengupas dari sisi perkembangan kosa kata bahasa Sunda Banten. Dadan Sujana, M.Pd., Budayawan Banten, Ketua Banten Heritage yang akan mengupas tentang sejarah peradaban Banten dan bahasanya. Rohaendi, M.Pd., Kabid SDM Dinas Pariwisata Provinsi Banten yang akan membahas tentang seni dan budaya Banten merupakan media pembelajaran bahasa. Ajie Quinn yang merupakan aktifis budaya dan penulis yang akan mengupas dari sisi sastra lisan dan tulisan masyarakat Banten. Ditambah lagi ada suguhan deklamasi yang sangat menarik dari komunitas Teater Guriang Kabupaten Lebak dan seniman-seniman Sunda Banten lainnya.