LEBAK, Pelitabanten.com – Sebanyak 70 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Untirta Serang, Banten melakukan perjalanan sejauh berkunjung ke kampung adat Cibadak Desa Warungbanten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak.
“Kami memulai perjalanan dari Serang pukul 06.30 dan sampai di lokasi pukul 16.00. lumayan melelahkan karena sebagian besar konvoi menggunakan motor,” ucap Firman Hadiansyah selaku pengampu matakuliah Kajian Prosa Fiksi, Minggu (18/11/2017).
Tujuan mereka mendatangi kampung adat Cibadak adalah untuk melakukan penelitian lapangan dengan mewawancarai sesepuh di sana sambil menggali cerita rakyat.
“Matakuliah Kajian Prosa Fiksi ini sengaja saya fungsikan tidak hanya mengajak mahasiswa untuk memahami sastra modern. Sastra lisan juga penting untuk digali. Apalagi di Banten, cerita rakyat belum tereksplorasi dengan baik,” ungkap aktivis literasi ini.
Firman berharap, setelah mahasiswa langsung berkunjung ke kampung adat dan bertemu dengan penutur cerita rakyat, mereka bisa terbuka cakrawalanya bahwa sastra tidak melulu persoalan “text book”.
“Teks literer yang unik justru harus kita eksplorasi dari kampung adat seperti ini karena masih orisinil dan banyak nilai-nilai lokal yang bisa didapatkan.” ucapnya
Sementara itu Diki Handoyo yang mengikuti penelitian lapangan ini cukup tertantang untuk mendalami cerita rakyat di kampung adat ini.
“Tadi saya sempat berbincang dengan kasepuhan di sini bahwa ada hutan terlarang dan ada cerita rakyatnya. Saya cukup tertantang untuk menelitinya.” jelasnya
Di tempat yang sama, Kepala Desa Warungbanten, Ruhandi, menyambut baik penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Untirta.
“Sebetulnya saya sudah lama membicarakan hal ini dengan Pak Firman dan atas nama desa maupun kampung adat, kami berterimakasih karena akhirnya proses penelitian ini bisa terwujud. Semoga setelah mahasiswa menuliskan cerita rakyat yang ada di kampung adat Cibadak, bisa diterbitkan dalam bentuk buku sehingga banyak orang yang lebih mengenal kebudayaan di sini.” katanya