SERANG, Pelitabanten.com – Gerabah merupakan suatu bentuk hiasan atau suatu tempat yang biasa dipakai oleh sebagian orang dalam sebuah ruangan atau lainnya. Gerabah tumbuh dan berkembang, mengikuti sejarah sejak tahun 1640 M. Berawal dari tanah liat yang diolah sedemikian rupa oleh warga setempat juga menjadikan kerajinan rakyat secara turun menurun.
Mahasiswa jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten melakukan kunjungan ke pengrajin gerabah di kampung Jamualas Pasir Dukuh, Desa Bumi Jaya, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang Banten.
Dalam kunjungan ini 33 mahasiswi semester empat kelas B didampingi dosen pengampu mata kuliah Seni Rupa dan Kriya untuk anak usia dini Nuryati M.Pd.
“Mereka diajarkan bagaimana teknik pembuatan pengrajin gerabah yaitu dengan teknik manual dan moderen, teknik manual mengunakan tangan, sedangkan teknik moderen mengunakan alat cetak, contohnya cara membuat cobek, pot bunga, asbak, piring dll yang bahan utama nya tanah liat,” kata Nurhayati, Kamis (28/3).
Tanah liat dimanfaatkan secara menarik yang mengandung nilai estetika, pakai, dan nilai jual. Dengan mempelajari kerajinan ini mahasiswa akan lebih kreatif dalam berseni karya, dan dapat mewarisi kebudayaan Indonesia. Selama 29 tahun Sadirar pengrajin gerabah ini menegelolanya tidak mudah dalam teknik pembuatannya butuh kesungguhan dan keikhlasan dalam mempelajarinya.
“Membuat kerajinan tangan harus membutuhkan ketelatenan dan juga kesabaran tidak bisa tergesa-gesa dan harus teliti agar hasilnya memuaskan,” ujar Pak Sadirar.
Bagi mahasiswa yang berkunjung ke pengrajin gerabah sangatlah menyenangkan dan antusias untuk mempelajarinya. Secara kasat mata sangatlah mudah dalam proses pembuatannya namun setelah kita mencobanya ternyata butuh ketelatenan dan kesabaran.
“Pesan untuk semua orang terutama mahasiswa PIAUD lebih ditingkatkan ke kreativitasnya, dalam berseni kriya dari tanah liat tersebut banyak sekali manfaatnya, salah satu contoh manfaatnya bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu seperti cobek, dan saya pribadi sangatlah senang bisa berkunjung ke pengrajin gerabah ini,” ujar Sukma.