Beranda News

Polemik Gurandil Di Pusaran Bencana Banjir Bandang Lebak

Polemik Gurandil Di Pusaran Bencana Banjir Bandang Lebak

LEBAK-PELITABANTEN.COM – Banjir Bandang yang menghantam enam kecamatan di Kabupaten Lebak yakni Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Cimarga, Curugbitung, dan Maja pada tanggal 1 Januari 2020 yang lalu menjadi sorotan publik. Pasalnya tudingan masif mengatakan bahwa penyebab kerusakan banjir dikarenakan oleh Gurandil, (13/01/2020).

Padahal, banyak indikator-indikator penyebab banjir dan longsor di Kabupaten Lebak yang mesti di kaji lebih dalam oleh pihak pemerintah. Banyak variabel-variabel yang belum terungkap dengan pasti penyebab banjir di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) terutama jalur kali Ciberang.

Ubik menyebutkan bahwa penyebab banjir bukan karena ulah gurandil, melainkan efek kemarau yang berkepanjangan menyebabkan tanah belah, dan saat itu hujan turun dengan lebat sehingga debit air juga lebih tinggi. Kedua adanya pembukaan akses jalan oleh salah satu perusahaan. Sehingga hutan ditebangi dan tidak ada untuk menyerap air.

“Ceuk abdi mah pemerintah ulah waka ngasimpulkeun bahwa penyebab banjir dan longsor iyeu akibat ulah gurandil. Pemerintah kudu ningali anu jelas nyaeta di daerah hulu nyaeta di daerah Cileuksa anu kami ketahui bahwa aya Cekdam atau waduk kecil anu betus ku sabab teu bisa nahan cai. Saterusna ayana pembukaan akses jalan oleh salah satu perusahaan anu ngababat tatangkalan dijadikeun jalan, sehingga teu aya pikeun serapan cai” (Menurut Saya Pemerintah jangan langsung mengambil kesimpulan bahwa penyebab banjir disebabkan oleh penambang emas ilegal. Pemerintah harus melihat dengan jelas bahwa di daerah hulu yakni di Cileuksa yang saya ketahui ada waduk kecil atau Cekdam yang pecah akibat tidak bisa menahan debit air. Selain itu juga adanya pembukaan akses jalan oleh salah satu perusahaan yang menebang banyak pohon, sehingga area untuk resepan air tidak ada)”, ujarnya.

Ditambahkan Ubik bahwa pembukaan jalan baru tersebut yang kami ketahui yaitu dari Cinyiru-Cigobang-Cibanung-Cileuksa Pasir Mulya-Pasir Madang-Pasir Gocap-Cipatat-Cigudeg (Kabupaten Bogor). Yang dulunya hutan kini menjadi akses jalan. Resapan airpun tidak seperti dulu kala.

Yayat Dimyati selaku Kepala Desa Ciladaeun menjelaskan bahwa pemerintah Kabupaten Lebak dan Pemerintah Pusat jangan menyimpulkan terlalu dini bahwa penyebab banjir ini oleh Gurandil. Melainkan harus dikaji secara mendalam bahwa banyak faktor terjadinya longsor, banjir, dan erosi di daerah Kecamatan Lebak Gedong.

“Belum pernah sepanjang sejarah daerah ini longsor dan banjir se-dasyat ini. Hingga meluluh-lantahkan jembatan, puluhan rumah, dan merusak sawah dan ternak masyarakat. Awal tahun 2020 ini menjadi sejarah bagi wilayah kami kena musibah. Pemerintah harus lebih detail dan lebih jeli dalam mengkaji jangan mudah mengambil keputusan dan kesimpulan”, Tegasnya.