Beranda News

Jembatan Putus Diterjang Banjir, Persiapan Siswa Jelang Ujian Nasional Terganggu

Jembatan Putus Diterjang Banjir, Persiapan Siswa Jelang Ujian Nasional Terganggu
Kepala Desa Cisungsang, Edi Sunardi meninjau lokasi jembatan yang putus di Kp. Cipayung RT. 001/04 Desa Cisungsang, Kec. Cibeber, Kab. Lebak-Banten

LEBAK, Pelitabanten.com – Bencana banjir yang melanda beberapa kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Lebak pada Kamis (9/2/2017) lalu, masih menyisakan kesedihan mendalam sebagian warga masyarakat. Di beberapa lokasi, banjir merusak rumah-rumah dan sawah-sawah milik warga, tidak kurang 20 kilometer jalan penghubung antar kecamatan, sebagian besar rusak berat dan sulit dilewati, sejumlah jembatan terputus, hanyut terbawa arus deras sungai yang meluap.

Kesedihan pun turut dirasakan oleh warga terutama di Kampung Cipayung RT. 001/04 Desa Cisungsang, Kec. Cibeber, Kab. Lebak-Banten. Terputusnya jembatan Ciasahan yang menghubungkan dua desa, yaitu desa Cisungsang dan desa Gunungwangun mengakibatkan aktifitas warga terganggu. Karena selain sebagai penghubung jalan pertanian warga setempat, jembatan tersebut juga dipergunakan oleh siswa-siswi asal desa Gunungwangun sebagai jalan utama menuju SMP Negeri 4 Cibeber yang berlokasi di desa Cisungsang. Mengingat di desa Gunungwangun belum memiliki fasilitas sekolah setingkat SMP.

Ditemui jurnalis Pelitabanten.com di kediamannya, di Kampung Lembur Gede,  RT. 001/001 Desa Cisungsang Kec. Cibeber Kab. Lebak-Banten. Kepala Desa Cisungsang, Edi Sunardi (42) menjelaskan, “Jembatan Ciasahan yang terputus di Kampung Cipayung ini menghubungi desa Cisungsang dan desa Gunungwangun. Kebetulan sungai ini menampung aliran sungai Cisungsang dan sungai Cikidang. Padahal jembatan tersebut merupakan jalan utama aktifitas pertanian warga, dan yang terpenting bagi siswa-siswi dari desa Gunungwangun yang ingin bersekolah di SMP Negeri 4 Cibeber yang belokasi di desa Cisungsang”, ucapnya, Senin (21/2/2017).

Jembatan dengan panjang 35 meter, lebar 1,5 meter ini menjadi akses utama siswa-siswi SMP Negeri 4 Cibeber asal desa Gunungwangun. Jika melewati jembatan kampung Cipayung, jarak tempuh dari desa Gunungwangun menuju Sekolah 2,5 km, namun karena terputus, siswa harus menempuh jalan memutar melalui desa Cikadu dan desa Kujangjaya untuk sampai ke sekolah dengan jarak tempuh dua kali lipat jauhnya. Sementara agenda pendidikan bagi siswa SMP menjalani Ujian Nasional berlangsung pada Mei mendatang tentunya akan mengganggu aktifitas siswa mempersiapkan Ujian Nasional.

“Jika melewati jembatan Ciasahan di kampung Cipayung, siswa-siswi SMP Negeri 4 Cibeber dari desa Gunungwangun hanya menempuh jarak 2,5 kilometer. Tapi sekarang harus berputar melewati desa Cikadu dan desa Kujangjaya dengan menempuh jarak dua kali lipat jauhnya, bahkan lebih. Dengan demikian dikhawatirkan kegiatan belajar untuk persiapan jelang Ujian Nasional siswa-siswi SMP Negeri 4 Cibeber asal desa Gunungwangun menjadi terganggu karena jarak tempuh yang terlalu jauh”, kata Kepala Desa Cisungsang yang akrab disapa Jaro Ebet oleh warganya.

Jembatan yang terputus masih ditutup dan belum bisa diperbaiki sampai saat ini. Sementara Ayah dua anak; Akmar Reizu Yulio dan Nazla Ariij Rachmadania ini berharap kepada warganya untuk bersabar, “Upaya ke berbagai pihak sudah dilakukan, baik instansi terkait maupun para donatur, namun sampai saat ini belum terealisasi. Kami tidak bisa memaksakan membangun jembatan tanpa persiapan yang cukup, sebab dikhawatirkan malah akan membahayakan. Seandainya tidak dapat bantuan pun jembatan ini harus ada apapun caranya. Masyarakat dimohon bersabar sampai jembatan ini terbangun kembali”, pinta suami Yani Yuliani ini.