CILEGON, Pelitabanten.com – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Cilegon drg Niniek Harsini mengatakan, dalam program imunisasi campak dan rubella atau Measles Rubella (MR) di Provinsi Banten, Pemkot Cilegon dinilai sudah berhasil karena rata-rata realiasi program yang dicanangkan secara nasional tersebut mecapai 101,6 persen dari target sasaran yang sudah ditentukan yakni 112.095 anak.
Menurutnya, realisasi imunisasi MR di Kota Cilegon hingga 5 Oktober 2017 dari target 112.095 anak tersebut realisasinya mencapai 113.803 anak sasaran imuniasi MR yakni usia 9 bulan hingga 15 tahun.
”Program ini kan masih terus berjalan hingga pertengahan Oktober nanti. Jadi kemungkinan masih akan terus bertambah, sebab dari akhir Sepetember capaiannya 100,4 persen, hingga 5 Oktober kemarin bertambah menjadi 101,6 persen,”kata Niniek di Cilegon. Senin (9/10/2017)
Niniek mengatakan, salah satu bagian penentu keberhasilan program imunisasi MR di Kota Cilegon, yakni dengan gencarnya melakukan sosialiasi mengenai program tersebut kepada masyarakat dengan melibatkan berbagai unsur terkait.
”Jadi di Cilegon ini sejak ada permintaan program imunisasi MR dari provinsi setahun lalu, maka pada 2017 ini kami menyiapkan anggaran untuk sosialiasi. Kemudian mulai awal Tahun 2017 kami gencar melakukan sosialisasi imunisasi MR,” katanya.
Ia mengatakan, sosialiasi dilakukan dengan cara terjun langsung kepada masyarakat menggandengn unsur-unsur terkait seperti Dinas Kesehatan, Kepolisian, Dinias Pendidikan, MUI, Kantor Kementerian Agama dan unsur lainnya.
”Dalam pelaksanaanya kami juga menggandeng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Bidang Indonesia (IBI). Sehingga meskipun SDM tenaga medis kami terbatas, tapi bisa melaksanakan imunisasi ini dengan baik. Bahkan kami juga meminta bantuan orang tua siswa di sekolah yang bisa melakukan tindakan medis,”kata Niniek.
Walaupun capaian pelaksanaan imunisasi di Kota Cilegon sudah melebihi target, kata dia, bukan berarti Dinas Kesehatan Kota Cilegon tidak menemui kendala. Sebab, ada beberapa orang tua siswa atau masyarakat yang menolak anaknya diimunisasi, tetapi semua kendala tersebut bisa diselesaikan dengan berkordinasi bersama pihak terkait.
“Kami melakukan imuniasi ini di Puskesmas-puskesmas, Rumah Sakit dan juga Posyandu. Intinya kami melakukan kordinasi yang baik dengan pihak-pihak terkait sehingga berjalan lancar,” katanya.
Menurutnya, keterlibatan sejumlah pihak seperti IDI, IBI, MUI, Dinas Pendidikan, dan juga Kantor Kementerian Agama (Kemenag) karena adanya pendekatan dan sinergitas dilakukan sebelum pelaksanaan imunisasi dimulai.
”Kalau daerah lain cakupannya masih rendah mungkin karena sosialisasi dilakukan secara mendadak. Jadi di Cilegon ini sosialisasi yang dilakukan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan imuniasi,” katanya.