Beranda News

Dua Belas Taman Nasional Menjadi Konsen Regu Pendataan Titik Sampah

Dua Belas Taman Nasional Menjadi Konsen Regu Pendataan Titik Sampah

JAKARTA, Pelitabanten.com – Aktivitas pendataan titik sampah ke gunung-gunung yang merupakan bagian dari Taman Nasional di Indonesia akan dilanjutkan kembali setelah beberapa waktu berhenti untuk mengevaluasi pendakian sebelumnya ke tiga gunung di Jawa Barat, Salak, Ciremai dan Papandayan.

Selanjutnya pendataan akan dilanjutkan kembali ke 12 gunung yang dipilih di Pulau Jawa gunung Gede, Pangrango, Sindoro, Sumbing, Prau, Merbabu, Merapi, Argopuro, sedangkan Pulau Sumatera gunung Kerinci, Pulau Kalimantan gunung Halau halau, Pulau Sulawesi Gunung Bawakaraeng dan NTB Gunung Rinjani, papar Nita Bonita Selaku Ketua Umum Malapati Universitas Bung Karno saat ditemui Sabtu (3/4) di, Cikini, Jakarta Pusat.

Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Malapati Universitas Bung Karno, Media Online Greeners, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan serta Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan beberapa Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di Indonesia juga Forum Relawan Penanggulangan Bencana Alam (FRPBA) untuk memberangkatkan regu pendataan titik sampah berikutnya dengan serentak pada 6 April 2016 dengan titik keberangkatan di Uniersitas Bung Karno, ujar Saiful Ansor selaku Koordinator Pelaksana yang juga anggota dari Malapati UBK.

Saiful Ansor kembali memaparkan, bahwa seusai pendataan titik sampah yang direncanakan akhir waktunya pada 15 April 2016, pada tanggal 30 April 2016 akan mengumpulkan 1000 orang dari berbagai komunitas peduli lingkungan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang tepatnya di Gunung Semeru, Jawa Timur untuk melakukan Deklarasi bersama untuk menciptakan gunung yang bebas dari sampah, sekaligus melakukan aksi bersih gunung dalam lingkup aktivitas bernama “Sapu Gunung” yang akan dilakukan dari Kali Mati hingga Ranu Pani.

Dian Sumarwan selaku Alumni Universitas Bung Karno yang juga merupakan anggota Malapati UBK, menyampaikan “jangan sampai acara seperti ini hanya bersifat seremonial saja, tapi harus bisa membuat solusi untuk memecahkan masalah sampah di areal taman nasional dan berharap para Mahasiswa dapat mengkaji selanjutnya mendorong sebuah peraturan yang bisa menciptakan gunung di Indonesia benar-benar bebas sampah” saat dihubungi di lokasi yang berbeda.