KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com – Keberadaan merajah tubuh di dalam kebudayaan sudah dilakukan sejak 3000 tahun SM (sebelum Masehi). Dan dapat dijumpai di seluruh sudut dunia.
Konon kata tattoo berasal dari bahasa tahiti, tatau, yang bermakna “ menandakan sesuatu “. Secara teknis tattoo dibuat dengan mengimplantasi pigmen mikro, praktik tattoo ditemukan hampir diseluruh dunia dengn fungsi yang berbeda beda. Ada banyak pendapat tentang dimana dan praktik rajah ini ditemukan. Pendapat yang paling banyak dirujuk bahwa tradisi tattoo sudah dilakukan sejak 3000 tahun SM. Hal ini merumuskan pada sebuah penemuan MUMMI yang berhias tattoo di Mesir. Pendapat lain mengatakan bahwa tattoo sudah dikenal jauh sebelum itu, yaitu sejak 50 juta tahun SM dengan ditemukannya manusia es dipegunungn Alpen dengan sekujur tubuh penuh dengan garis dan titik dengan membentuk pola tertentu. Ada juga pendapat yang merujuk pada kata tattoo yang berasal dari bahasa Tahiti. Versi ini mengatakan bahwa tattoo sudah ada sejak 12.000 tahun SM dan merupakan ritual bagi suku suku kuno seperti Maori, Inca, Ainu dan lain lain. Versi paling “baru” berasal dari jendral tattoo, Alm. Ady Rosa yang mengatakan kalau orang mentawai sudah menattoo tubuh sejak kedatangannya dipantai barat sumatera. Bangsa Proto Melayu ini datang dari daratan asia (Indocina) pada zaman logam (1500-500 SM). Hal ini berarti bahwa tattoo mentawai lebih tua dibandingkan tattoo mesir.
Hingga perkembangan zaman, pada tahun 2015 trebentuklah sebuah komunitas TANGERANG TATTOO COMMUNITY (TTC), yang dinaungi oleh sebuah organisasi besar yaitu “INDONESIAN SUBCULTURE” yang beranggotakan 32 TATTOO ARTIST yang pada awal terbentuk nya diketuai oleh “JACKY THIO TATTOO” dan Wakilnya RYANNOISE ART TATTOO”. terus berupaya mensosialisasikan seni, Hingga sampai saat ini TANGERANG TATTOO COMMUNITY memiliki 20 anggota yang kembali dinahkodai oleh HIKAM MINORITY TATTOO.
“Pada awalnya, Tangerang Tattoo Community dibentuk oleh saya sendiri (Ryannoise Art Tattoo) berawal dari sebuah perbincangan dengan rekan-rekan sesama penggiat seni (Jerry Historya, dan Vancortez Jacki Thio) khususnya di bidang seni radjah tubuh atau body art, mungkin yang sekarang lebih di kenal oleh masyarakat luas yaitu TATTOO,” ungkap Ryan kepada Pelitabanten.com, Jum’at (25/1/2020).
Tangerang Tattoo Community yang dibentuk oleh Ryannoise Art Tattoo ini, terus berupaya mengembangkan budaya seni rajah tubuh, guna mensosialisasikan bahwa tattoo bukanlah hal yang dapat dipandang secara negatif.
Meski belum banyak di kenal oleh masyarakat luas, komunitas yang didirikan pada 11 November ini, Tangerang Tattoo Comunity berhasil merangkul para penggiat tattoo untuk terus sama-sama berkonsep, serta mengedukasi seniman-seniman tattoo kearah yang lebih positif.
“Bahkan di Kota Tangerang itu sendiri, mungkin karena pandangan yang menganggap kita bertolak belakang dengan moto Akhlakul Karimah. Namun seiring berjalannya waktu dan perjuangan, mudah-mudahan kami mampu menepis pandangan masyarakat luas tentang tattoo,” terang Ryan.
Belajar dari sebuah pengalaman dan kegagalan, Ryan kembali membangkitkan semangat kawan-kawan TATTOO artist untuk terus memperkuat komunitas dan mensosialisasikan TATTOO di Tangerang.
“Dengan mengikuti motto kota tangerang yang AKHLAKUL KARIMAH kami terus membuat gerakan bekerja sama dengan beberapa komunitas seni lain seperti mural, airbrush graffity dan lain dengan mengadakan kegiatan rutinitas bulanan kami yaitu TATTOO CHARITY dan beberapa kegiatan sosial lainnya untuk membuktikan kepada kota yang kita cintai ini bahwa kita para MASYARAKAT – MASYARAKAT BERTATTOO Kota Tangerang juga memiliki adab dan akhlak yang baik sesuai dengan keyakinan kami masing2, Salam Taruna Radjah Karya Nusantara,” pungkasnya.