JAKARTA PelitaBanten.com – Indonesia menciptakan sebuah rekor, sejauh ini telah meraih 30 medali emas Asian Games. Terkait hal itu, Kaukus Muda Indonesia (KMI) menggelar diskusi publik : “Satukan Dukungan untuk Menyukseskan Asian Games 2018”, di Salemba Tengah No 59, Jakarta Pusat, Jumat siang 31 Agustus 2018.
Tiga narasumber tampil sebagai narasumber dalam acara diskusi yakni Peneliti Indonesian Public Institite (IP) Jerry Massie, Masyarakat Bola Indonesia Sarman dan Presenter TVOne Brigita Manohara.
Sarman yang mewakili perwakilan masyarakat bola Indonesia mengatakan, sejarah pelatih Indonesia banyak yang harus perlu diubah dan diperbaiki pertahankan prestasi atlet kita untuk tetap membawa nama baik Indonesia.
“Untuk para atlet tempo dulu atau yang pernah berjasa untuk bangsa Indonesia seharusnya dikasih penghargaan dan perhatian buat mereka, untuk kompetisi dimana seharusnya atlet Indonesia yang berprestasi harus diutamakan namun belum ada untuk saat ini dilihat berdasarkan kenal saja namun prestasinya kurang,” kata dia.
Indonesia harus membanggakan dimana harus memberikan prestasi dan fasilitasnya luar biasa publikasi penyelenggaraan di Indonesia berharap piala dunia ini.
“Ini dilakukan untuk membayar hutang kita. Jika ini dilakukan akan mengguntungkan bangsa Indonesia dengan piala dunia ini kita punya kontruksi kesempatan dan ini harus dijaga dan dimanfaatkan,” kata Sarman.
Sedangkan Brigita menyentil terkait olahraga yang tidak terlalu digemari, tapi menjadi trending topik di media televisi.
“Di televisi kami, menanyangkan cabang akuatik yakni renang. Dan rating penontonya cukup tinggi. Ini pun mengalahkan acara-acara lain, seperti OTT KPK di Sumut, politik dan lainnya,” kata caleg PDI-P di Dapil Lampung ini.
Lanjut perempuan berdarah Surabaya ini menuturkan, ke depan Indonesia harus tetap mempertahkan prestasi yang dicapainya ini.
“Kan ada 5 cabang olahraga yang diminta Indonesia dipertandingkan yakni, pencak silat, paralayang, panjat tebing, sepeda gunung. Dan di pencak silat kita meraih 14 emas dan lainya juga. Bagaimana jika nanti tidak dipertandingkan, maka peringkat Indonesia akan turun lagi,” kata dia.
Sedangkan peneliti IPI Jerry menjelaskan apa yang diraih kali ini adalah prestasi yang luar biasa.
“Pada Asian Games ke-4 tahun 1962, kita meraih 11 emas dan berada di peringkat ke-2, dan 2018 ini kita masih bertahan di posisi ke-4,” kata Jerry.
Namun di balik prestasi itu, Jerry pun meminta agar kompetisi terus digalakkan, mulai dari elementary school, high school sampai university. Dia pun menilai kompetisi di Indonesia sangat kurang. Kalau perlu dibangun venue dan sarana olahraga di setiap kampus karena ini akan bermanfaat bagi atlet kita.
“Yang perlu diperhatikan yakni kesejahtraan atlet kita ada banyak yang kehidupan tak layak. Contoh pelari juara Asia 1985 dan juga masuk semi final olimpiaade 1984 Purnomo Listyo. Belum lagi atlet lain ada petenis peraih emas Asian Games 1982 Yustedjo Tarik Hadiman dan Tintus Arianto Wibowo. Ada lagi perenang handal di era 80-an ada leraih 3 medali perunggu renang Lukman Niode dan Wirmandi Sugriat, di cabang tinju ada Pino Bahari dan peraih 2 emas Asian Games Wiem Gomies,” kata dia.
Di sisi lain Jerry pun melihat sifat orang Indonesia cepat puas. Dicontohkannya, juara All England Praven Jordan/Debby Susanto dan juga juara dunia lari 100 meter yunior Lalu Muhammad Zohri, dimana terlalu dipuja-puji dan dielukan akhirnya di final 100 meter Asian Games dia menduduki posisi ke-8 kalah dari atlet Cina yang meraih emas.
Tapi beruntung Lalu Zohri meraih emas pada nomor estafet 4×100 M putra setelah kalah dari Jepang.
Dia pun berharap jangan hanya yang 30 orang yang berprestasi meraih emas dan peraih perak dan perunggu diberikan Rp 1,5 miliar tapi mantan peraih medali AG tempo dulu juga harus diberikan perhatian.
Setelah Asian Games sukses maka Indonesia harus menatap olimpiade dan piala dunia. Namun world cup lebih akan menguntungkan.
Jerry juga mengajak untuk bersama-sama mencapai solusi kejayaan bangsa. Hal yang sama juga untuk Pilpres 2019 agar damai kondusif.
“Kita harus membangun kompetisi yang besar dan rasa optimis ke depan Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga kaliber dunia di tahun-tahun berikutnya,” ujar Jerry.***
• Ida R San