
TANGERANG, Pelitabanten.com – Umat Buddha bersama calon biksu menjalani tradisi pindapata di kawasan Pecinaan, di sepanjang Jalan Gerendeng Pulo Kecamatan Karawaci Kota Tangerang, Banten, Minggu (8/6/2018) lalu.
Para umat yang terdiri warga Green Pul (grendeng pulo) berdiri di sepanjang kanan dan kiri jalan utama, untuk memberikan sedekah, antara lain berupa uang dalam angpao dan amplop, serta makanan kepada para biksu muda.
Para biksu muda tersebut itu berasal dari beberapa dewan sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia asal dari berbagai wilayah di provinsi Banten.
Mereka berjalan kaki dengan membawa wadah yang di bantu oleh para pengurus Vihara Dhammaphala untuk mengumpulkan sedekah dari umat.
Sebelumnya, sekitar 60 biksu tersebut menjalani persembahyangan di dalam Vihara Dhammaphala yang berada di ujung jalan di kawasan Pecinan Gerendeng pulo.
Tampak hadir pada kesempatan itu, antara lain Romo Ajih pengurus Vihara Dhammaphala dan ibu yayah Panitia kegiatan pindapata Dan para tokoh masyarakat dan A setiawan dan Sugianto juga para tokoh keagamaan.
Sekitar pukul 08.30 WIB, para biksu muda dari Vihara Dhammaphala itu, keluar dari vihara dan berjalan menyusuri trotoar Jalan untuk melakukan pindapata.
Panitia vihara mengalihkan arus lalu lintas kendaraan umum yang hendak melewati kawasan Pecinan grendeng pulo ke jalur lain, agar pelaksanaan pindapata aman dan lancar.
Umat Buddha bersama keluarga masing-masing berdiri di depan rumah tokonya untuk memberikan sedekah kepada para biksu muda yang melewati tempat mereka.
Romo Ajih yang juga panitia pindapata mengatakan, tradisi pindapata sebagai kebiasaan umat Buddha melepaskan kepentingan duniawi dalam rangka merefleksikan nilai-nilai kebuddhaan yang ada pada setiap manusia.
“Umat Buddha berbagi melalui biksu sebagai tanda bakti dan cinta kasih kepada sesamanya. Umat Buddha diajarkan memberikan kebaikan untuk seluruh manusia dan makhluk,” ujarnya.
Yayah yang juga pengurus Vhihara Dhammaphala mengatakan pindapata merupakan praktik umat Buddha untuk memberikan sokongan dan sumbangan kepada biksu. Biksu sebagai wadah syukur umat untuk menanam jasa.
“Oleh karena itu, umat dilatih untuk memberi, melepas. Tidak hanya menerima. Kalau memberi dengan ikhlas dengan tulus maka otomatis buahnya sesuai dengan karma kita. Berbuat baik pasti akan tumbuh kebaikan, berbuat jelek pasti akan berbuah ketidakbaikan,” katanya.
Agus Setiawan tokoh masyarakat mengatakan tradisi pindapata bagi umat di vihara setempat telah menjadi bagian dari agenda setiap tahun diadakan .
Tradisi itu, mengadopsi keseharian masyarakat yang mayoritas pemeluk Buddha, di mana saat mereka bertemu di jalan-jalan dengan para biksu setiap pagi, kemudian memberikan sedekah untuk kepentingan hidup sehari-hari biksu tersebut.
“Dengan memberi sedekah kebajikan seperti kepada biksu, dipercaya akan mendapatkan pahala kebaikan dan keselamatan,” katanya.
Sementara itu Sugianto, yang juga tokoh Masyarakat juga mengatakan semoga dengan kegiatan ini kita mampu memberikan yang terbaik bagi para bhiksu muda yang akan menimba ilmu agama nantinya.
“Dengan cara pemberian ini, warga Gerendeng Pulo bisa berbagi dan bergotong royong kepada umat lainya,” ujarnya