JAKARTA, Pelitabanten.com – Tokoh Intelijen Nasional, Jenderal TNI (Purn) Prof DR AM Hendropriyono dianugerahi gelar bangsawan oleh Kesultanan Banjar. Gelar bangsawan yang disematkan kepada Hendropriyono adalah Pangeran Harya.
Keputusan penganugerahan gelar tersebut ditetapkan dalam Musyawarah Dewan Mahkota Kesultanan Banjar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (12/10/2016).
Sultan Khairul Saleh mengatakan, gelar kehormatan Pangeran Harya yang diberikan kepada AM Hendropriyono merupakan gelar tertinggi yang diberikan kepada seseorang yang mendermabhaktikan dirinya kepada bangsa dan negara, termasuk Banua (Kalimantan).
“Gelar ini tidak diberikan kepada sembarang orang, Pak Hendropriyono adalah memang kerabat kesultanan Banjar. Beliau adalah keturunan dari Datuk Raden Tumenggung Soeria Koesuma Ronggo di Banjarmasin. Raden Tumenggung Soeria Koesuma Ronggo adalah pembesar zaman kerajaan dulu,” jelas Khairul Saleh dalam jumpa pers kepada wartawan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2016).
Ditambahkan, Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi dan jasa-jasa AM Hendropriyono pada pembangunan bangsa dan negara, serta peran menonjol sebagai pemuka masyarakat dalam menjaga kerukunan dan semangat kebangsaan.
Selain itu, imbuh dia, AM Hendropriyono juga memberi perhatian besar terhadap berbagai kebudayaan di tanah air.
“Kami dari Kesultanan Banjar sangat bangga dengan kiprah AM Hendropriyono. Bagaimana beliau berkiprah di pemerintahan dan pikiran-pikirannya dalam merawat keindonesiaan, merawat persatuan bangsa, itu sangat menonjol. Sehingga Musyawarah Dewan Mahkota Kesultanan Banjar dengan suara bulat memutuskan memberikan gelar Pangeran Harya, gelar kehormatan tertinggi,” tambah Khaerul Saleh.
Rencananya, gelar kehormatan Pangeran Harya itu akan dianugerahkan dalam prosesi adat Kesultanan Banjar yang dilangsungkan di Banjarmasin pada Sabtu, 22 Oktober mendatang.
Di tempat terpisah, AM Hendropriyono yang dikonfirmasi mengaku kaget mendapat kabar dianugerahi gelar Pangeran Harya dari Kesultanan Banjar. “Saya terharu karena ini bentuk apresiasi dari Kesultanan Banjar, masyarakat Adat di Kalimantan. Ternyata mereka memantau saya, memantau kiprah saya,” kata Hendropriyono.
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) itu juga menyebutkan bahwa sebagai prajurit dirinya terus mewujudkan sapta marga. “Ini bukti kecintaan saya kepada bangsa dan negara Indonesia. Selama saya masih bisa berkontribusi, saya akan terus menyumbangkannya. Diminta atau tidak, dihargai atau dicaci. Bahwa ada yang mengapresiasi, tentu saya berterima kasih. Budaya saling menghargai dan saling menjaga persatuan ini, menghindarkan dari perpecahan untuk bangsa ini, itulah yang ingin kita terus tumbuhkan untuk generasi yang akan datang,” pungkasnya.(MKD)