Pelitabanten.com — Sindikat atau jaringan mafia tanah yang telah memalsukan sertifikat rumah Zurni Hasyim Djalal, ibunda Dino Patti Djalal, melibatkan banyak aktor.
Sejauh ini polisi baru menangkap para pemain lapangan kelas kroco, sedangkan aktor lain yang bertindak sebagai dalang dan founder (penyandang dana) belum tersentuh sama sekali.
Mantan Menteri Luar Negeri dan Dubes RI untuk Ameriksa Serikat, Dino Patti Djalal, antara lain menyebut Fredy Kusnadi sebagai dalang mafia tanah. Tapi dia bukan dalang utama atau godfather.
“Jadi si Fredy ini semacam Kolonelnya, mid person. Ada yang lebih tinggi dari dia, ada Jenderalnya,” kata Dino, Selasa (16/2/2021) lalu.
Diketahui, keluarga Dino Patti Djalal telah melaporkan praktek perampasan sertifikat tanah milik ibunya pada April 2020, November 2020, dan Januari 2021 ke Polda Metro Jaya.
Tiga lokasi tanah yang haknya sudah beralih secara tidak sah adalah di kawasan Antasari (Cilandak Barat), Kemang, dan di Cilacap.
Untuk itu, Dino berharap polisi bekerja serius untuk mengungkap dan memenjarakan aktor-aktor besar di balik jaringan sindikat atau mafia tanah tersebut.
“Sebab sejauh ini, secara umum jarang ada dalang mafia tanah yang (berhasil) diringkus aparat,” ujar dia.
Juru Bicara semasa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini juga mengingatkan agar polisi berpihak kepada para korban dan tak terbawa oleh sandiwara semacam itu.
“Saya harap Polisi berpihak pada korban, pada hukum dan pada rakyat. Bukan pada sindikat,” tegasnya.
Sebab dalam kenyataannya, transaksi jual beli tak pernah terjadi. Ibunya tak pernah bertemu Fredy, dan tak pernah menerima uang dimaksud.
“Perkenalan aja gak ada. Ini orang siluman bener nih. Mana uangnya, kalau memang dia beli? Orang ini lihai, ngibulnya banyak dengan memakai pengacara. Tugas polisi adalah melindungi korban ya, jangan lupa. Melindungi rakyat,” tutur Dino.
Pada bagian lain, Dino Patti Djalal terobsesi untuk memfasilitasi pertemuan antara ribuan korban mafia tanah dengan para pejabat terkait. Dia menyebut beberapa kasus mafia tanah seperti terjadi di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten.
“Kasus ini membuat orang makin sadar bahwa masalah ini (korban mafia tanah) banyak terjadi di lapangan. Penting sekali bagi pemerintah untuk mengkaji kebijakan melawan mafia tanah,” paparnya.
Menurut Dino, banyak orang-orang miskin yang menjadi korban. “Banyak orang-orang miskin yang kena, Kita lihat kemarin di Teluk Naga misalnya, itu kan luar biasa. Tanah dicaplok begitu saja, padahal itu tanah dari petani miskin,” ucapnya.
Dino berharap, perlu ada gebrakan agar masalah mafia tanah bisa tertangani dengan baik. Sebab mafia tanah selalu lebih kuat, punya modal dan lebih licik.
Sementara itu terkait Laporan balik Fredy Kusnadi ke Polda Metro Jaya, Dino memberikan tanggapannya di lini masa media sosial twitter @dinopattidjalal.
“Dari segi kriminologi, aksi2 lebay yang dilakukan Fredy Kusnadi (laporan ‘Pencemaran Nama Baik’ dll) adalah contoh menarik pola kelakukan sindikat kalau kejahatannya mulai terekspos,” tambah Dino.
“Agar publik jangan terkecoh pencitraan busuk mereka. Korban mafia tanah sudah banyak, Saat beri mereka pelajaran,” pungkasnya.
Menyoal mafia tanah, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk tidak ragu mengusut tuntas kasus tindak pidana mafia tanah di seluruh Indonesia.
Upaya tegas ini sejalan dengan instruksi Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang fokus memberangus praktik tindak pidana mafia tanah di Indonesia.
“Karena masalah mafia tanah menjadi perhatian khusus Bapak Presiden, dan saya diperintahkan Bapak Presiden untuk usut tuntas masalah mafia tanah,” kata Sigit dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (18/2/2021).
Karena itu, Sigit menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk bekerja secara maksimal dalam melakukan proses hukum terkait dengan pidana mafia tanah.
Sigit juga menegaskan kepada jajarannya untuk menindak siapa pun yang membekingi atau pun aktor intelektual di balik sindikat mafia tanah tersebut.
“Karena masalah mafia tanah menjadi perhatian Bapak Presiden, saya minta untuk jajaran tidak perlu ragu proses tuntas, siapa pun ‘bekingnya’,” ucap Sigit.