
KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com — Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meminta Awak media khususnya pada para wartawan yang tergabung dalam organisasi Forum Wartawan Tangerang (Forwat) untuk dapat membantu meredam situasi yang saat ini berkembang dimasyarakat pasca kerusuhan yang terjadi ditanggal 21 – 22 Mei Lalu melalui pemberitaan-pemberitaan yang bersifat positif dan menyejukkan (Colling System).
Hal ini disampaikan Kompol Abdul Rachim, saat menghadiri undangan Sarasehan, Buka Puasa Bersama dan Santunan anak yatim, yang digelar di sekretariat Forwat, Jalan Teuku Umar No. 36, Karawaci Kota Tangerang, Jum’at (24/05/2019).

Dihadapan puluhan Awak media, dirinya juga meminta agar pemberitaan lebih mengambil sumber dari para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda serta ormas untuk dapat memberikan pesan menyejukkan dan persatuan diantara umat.
Abdul Rochim mengaku Polres Metro Tangerang Kota memiliki kedekatan dan hubungan yang baik (bersinergi) dengan beberapa organisasi kewartawanan yang ada di tangerang raya ini, dalam kesempatan tersebut dirinya juga menyampaikan permohonan maaf Kapolres Kombes Pol Abdul Karim yang tidak dapat hadir memenuhi undangan karna padatnya Aktifitas.
“Mohon maaf Pak Kapolres tidak bisa hadir diwakilkan ke saya, karena akhir-akhir ini kesibukan beliau sangat luar biasa sekali, sangat padat aktifitasnya,” ujar Kompol Abdul Rachim.
Ia menjelaskan, sebagai mitra polisi peran serta media meanstream merupakan pemberi informasi yang akurat dan fakta karna media ketika menyampaikan informasi telah melalui proses seleksi sesuai fakta dan bukti. Antara Media (Pers) dan Media Sosial (Medsos) sangatlah berbeda timbulnya Hoax banyaknya didapati melalui Medsos karna siapa saja bisa mengupload informasi tanpa melalui konfirmasi kebenaran informasi.
“Kami sering ketemu dan sering tukar informasi, selama ini telah berjalan dengan baik dengan teman-teman wartawan. Terkait kondisi dan situasi saat ini perlu diketahui banyak informasi-informasi yang bersifat hoax, bebasnya media sosial memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk dapat menyebarkan informasi tanpa menyaring dan mengkonfirmasi seperti media meanstream (Pers),”ungkap Abdul Rochim.
Ia mencontohkan adanya informasi yang tersebar melalui medsos salah satunya terkait ada oknum di Masjid Petamburan yang katanya profokator. Dan beredar bahwa salah satu anggota Badan Strategis Intelegen Angkatan Darat (BAIS). Dan info tersebut sudah dibantah Kadispen TNI AD, dan ternyata itu berita hoax (Bohong).
“Informasi-informasi seperti itu yang memang sulit dibendung. Dan hingga kini situasi Jakarta masih mencekam, walau terlihat normal,” tukasnya.
Hari ini, lanjut Abdul Rachim, ada informasi hari paslon pilpres 02 akan mengajukan sengketa pilpres ini ke Mahkamah Konstitusi (MK), bersamaan dengan itu beredar info orang-orang Baduy ribuan jalan kaki ke Jakarta.
“Nah informasi yang belum jelas narasumbernya seperti ini, kita harus pandai menyikapi agar situasi tidak semakin mencekam dan terkesan menakut-nakuti masyarakat. Untuk itu khususnya Polri membuat program Colling System,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan, sekarang sengketa pemilu sudah dibawa sesuai dengan jalurnya ke MK, artinya sudah menempuh jalur konstitusional. Dengan kejadian kerusuhan didepan kantor Bawaslu pada 21-22 Mei kemarin ternyata ada pihak-pihak ketiga yang menunggangi.
“Sudah terbukti ada sebanyak 257 yang ditangkap dan sudah ditetapkan menjadi tersangka. Mereka orang bayaran semua, sekali lagi kami mohon bantuan rekan-rekan wartawan, tolong viralkan berita-berita yang sejuk demi kepentingan masyarakat bukan buat Polri, namun buat ketentraman masyarakat khususnya warga Kota Tangerang,” pungkasnya.