KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com — PT. Aero Dirgantara Service diduga melakukan penipuan terhadap para pelamar kerja hingga puluhan juta rupiah.
Perusahaan yang berlokasi di Vivo Business Park, Jalan Pembangunan 3 Blok A No. 17, Kecamatan Neglasari ini menipu puluhan pelamarnya. Para pelamar ini merasa ditipu setelah membayar sejumlah uang, namun tidak dipekerjakan sesuai perjanjian kontrak.
Salah seorang pelamar bernisial EI menyatakan, dirinya telah membayar uang sebesar Rp 21 juta kepada seorang marketing perusahaan tersebut. Ia sendiri dijanjikan akan bekerja di bagian Passenger Service Assistent di maskapai Garuda atau Malaysia Airlines.
EI mengaku, dirinya mengetahui adanya lowongan pekerjaan di PT Aero Dirgantara Service dari seorang rekan prianya yang dikenalnya pada 21 Juni lalu.
Dengan bermodalkan ijazah SMA, ia kemudian berangkat dari kampung halamannya di Klaten, Jawa Tengah menuju Tangerang.
“Pertama saya transfer uang Rp 3 juta ke teman saya untuk uang muka. Kemudian di tanggal 26 Juni saya mulai interview, kemudian pada tanggal 29 Juni saya diminta transfer uang Rp Rp 10 juta oleh marketing perusahan itu atas nama William,” ujarnya.
Tak sampai disitu, pada tanggal 30 Juni ia kemudian diminta uang kembali sebesar Rp 8 juta. “Uang yang saya bayar itu agar saya bisa bekerja di perusahaan itu, ” ujarnya.
Menurut EI, setelah uang Rp 21 juta ia serahkan, ia kemudian mulai mengikuti training (pelatihan) di perusahaan itu selama dua bulan. Kemudian pada bulan September ia menandatangani kontrak kerja pertamanya dengan gaji awal Rp 3 juta. Sayangnya, setelah bekerja selama tiga bulan, ia hanya digaji Rp 700 ribu.
“Kemudian saya bersama teman-teman yang merasa kecewa dan ingin ada kejelasan bertanya ke ke Direktur Utama PT Aero Dirgantara Service pak Budi Darmawan. Alasan beliau akan memenuhi gaji kami tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan. Bahkan kami dihadapkan dengan pengacara beliau,” ujarnya.
Senada dengan EI, seorang pelamar lainnya berinisial F mengatakan, dirinya mengetahui adanya lowongan pekerjaan dari rekannya dengan iming-iming tidak perlu membayar biaya apapun. Namun nyatanya, setelah ia melamar, perusahaan tersebut meminta sejumlah uang bahkan dengan cara tawar menawar.
“Totalnya orangtua saya sudah mentrasnfer uang Rp 20 juta,” ujar wanita asal Medan, Sumatera Utara ini. Setelah membayar uang Rp 20 juta ia kemudian ditempatkan di bagian haji dan umroh. “Cara kerjanya kalau ada panggilan baru kerja ke bandara, tapi lebih banyak nganggurnya,” ujarnya.
Menurutnya, selama tiga bulan bekerja, dirinya mendapat gaji yang berbeda dan tidak sesuai kontrak. Ia merinci, gaji pertamanya mendapat Rp 1,5 juta, gaji kedua menurun hanya mendapat Rp 380 ribu, lalu gaji ketiga hanya mendapat Rp 700 ribu. “Saya meminta uang saya kembali, saya mohon, ” ujarnya yang saat ini kehabisan ongkos pulang ke Medan.
Informasi yang dihimpun, terdapat 70 orang pelamar yang nasibnya hampir sama dengan EI dan F. Puluhan pelamar itu diketahui datang dari berbagai daerah diluar Tangerang dan tinggal di kos-kosan disekitar area bandara Soekarno-Hatta. Kini sejumlah pelamar telah menyewa jasa pengacara untuk mengurus kasus yang dihadapi mereka.
Sementara itu, Direktur PT Aero Dirgantara Service, Budi Darmawan ketika dikonfirmasi enggan berkomentar dugaan penipuan berkedok lowongan kerja yang dilakukan perusahaan miliknya tersebut.
Budi hanya meyarankan untuk menanyakan perihal kasus tersebut ke pengacaranya. “Silahkan menemui Laywer kami di office,” singkat Budi melalui telepon.