- Advertisement -
Beranda News

Komunitas 1000 Guru Tangsel Gelar Teaching On Sunday Virtual di Lapak Pemulung

Komunitas 1000 Guru Tangsel Gelar Teaching on Sunday Virtual di Lapak Pemulung (16/7)
- Advertisement -

Pelitabanten.com – Pandemi COVID-19 merupakan peristiwa luar biasa yang dirasakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Dari awal kemunculannya hingga fase pemberlakuan new normal, musibah ini memberikan dampak negatif yang cukup besar tidak hanya pada sektor perekonomian, namun juga pada sektor pendidikan. Kegiatan belajar-mengajar di sekolah terpaksa harus diberhentikan dan diganti dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun kenyataanya, tidak semua kalangan dapat mengaplikasikan PJJ, seperti yang dirasakan oleh anak-anak pemulung di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan. Mayoritas dari mereka terpaksa berhenti belajar  karena proses belajar-mengajar di kelas terpaksa diliburkan hingga akhir tahun.

Melihat kondisi tersebut, Komunitas 1000 Guru Tangerang Selatan (1000 Guru Tangsel) berinisiatif mengadakan kegiatan Teaching on Sunday, atau biasa disingkat TOS, di lima lokasi Lapak Pemulung di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan. Kelima lokasi tersebut yaitu Lapak Ani Jaya, Prasejahtera, Suryani, Dandy Jaya dan Johari Deplu.

Pada TOS kali ini, 1000 Guru Tangsel juga mengajak semua kalangan, baik mahasiswa maupun profesional, untuk ikut bergabung dalam kegiatan ini. Sebagai upaya dalam mematuhi protokol kesehatan selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kegiatan belajar-mengajar tidak dilakukan dengan cara berkumpul dalam satu tempat, melainkan bersifat privat di rumah masing-masing anak. Masing-masing anak yang tinggal di lapak pemulung didampingi oleh satu kakak pembimbing yang membantu anak tersebut mengikuti seluruh kegiatan selama proses belajar-mengajar. Seluruh anak dan kakak pembimbing juga diwajibkan untuk memakai masker, tetap menjaga jarak dan kebersihan sebagai upaya pencegahan penularan virus Corona.

- Advertisement -

Kegiatan yang berkonsep fun teaching ini dilakukan setiap hari minggu selama tiga pekan berturut-turut, dimulai dari tanggal 28 Juni, 5 Juli dan 11 Juli 2020. Pada minggu pertama, kegiatan belajar-mengajar diawali dengan pengenalan cara mencuci tangan yang baik dan benar, menggambar, mewarnai dan membuat kerajingan tangan berupa tempat pensil dari botol bekas. Selanjutnya, di pertemuan kedua adik-adik mengikuti sharing session mengenai bullying dan kekerasan seksual melalui platform Zoom yang dibawakan oleh Kak Okti, seorang konselor psikologi. Dalam sharing virtual tersebut, Kak Okti juga menerangkan bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain agar anak-anak bisa memproteksi dirinya dari kekerasan seksual. Kemudian, adik-adik melanjutkan aktivitasnya dengan membuat bingkai foto dari stik es krim. Di pertemuan terakhir, kakak pembimbing memperkenalkan bagian-bagian anggota tubuh manusia dan berbagai macam profesi yang dapat dijadikan cita-cita mereka kelak.

“TOS kali ini bertujuan untuk memberikan semangat belajar kepada adik-adik lapak di balik berbagai masalah yang mereka alami. Di lain sisi, kita memperkenalkan teknologi yang membantu adik-adik untuk dapat berinteraksi secara virtual melalui aplikasi daring yang telah disediakan oleh kakak pembimbing. Dengan cara ini, merekadapat bertukar cerita mengenai hasil karya ataupun buku yang telah dibaca dengan teman-temannya yang lain” ujar Gabriel Simatupang, selaku penanggung jawab kegiatan.

Selama pelaksanaan kegiatan, 1000 Guru Tangsel juga didukung oleh Kak Siti Salamah, Chief Operating Officer dari komunitas Wastehub.id, yang mengabdikan dirinya sebagai relawan yang peduli akan keberlangsungan hidup perekonomian warga di lapak pemulung tersebut. Kak Siti menuturkan bahwa pandemi ini juga membuat orang tua cukup kewalahan karena mereka harus menggantikan peran guru di sekolah untuk mengajar anak-anak selama di rumah setiap hari. Di luar kondisi pandemi pun, masih terdapat anak-anak lapak pemulung yang putus sekolah di jenjang SD. Ia berharap nantinya kegiatan TOS dapat menjadi inspirasi teman-teman komunitas lainnya untuk mewujudkan kepedulian mengajar di daerah lapak pemulung.

Demi mendukung keberlangsungan proses belajar-mengajar, 1000 Guru Tangsel melakukan open donasi dan mendapatkan bantuan dari para donatur berupa kebutuhan belajar berupa alat tulis, buku tulis, buku mewarnai, buku gambar dan kebutuhan lainnya. Selain itu, 1000 Guru Tangsel juga menerima donasi berupa buku bacaan anak yang disumbangkan beserta dengan lemari perpustakaan di salah satu mushola di lapak tersebut.

Welderson Napitupulu, Ketua 1000 Guru Tangsel menambahkan, “Kegiatan berkonsep virtual ini merupakan kegiatan pertama kami di tengah pandemi. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk terus mengalirkan energi positif demi membantu mengembalikan semangat belajar anak-anak kaum marjinal di wilayah Tangsel dan sekitarnya. Kami juga berharap kondisi pandemi dapat segera berakhir sehingga aktivitas belajar-mengajar di sekolah dapat dilaksanakan kembali seperti semula”

- Advertisement -
Exit mobile version