Beranda News

JB Masih Tercatat Sebagai Penasehat Tim WH Andika di KPU Banten

Mulyadi Jayabaya Jadi Penasihat Tim Kampanye WH-Andika
Foto: Wahidin Halim, Mulyadi Jayabaya dan Andika Hazrumy

SERANG, Pelitabanten.com – Paska membelotnya Mulyadi Jayabaya (JB) dari mendukung pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy berpindah dukungan ke Rano-Embay membuat disikapi oleh Wakil Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten Fitron Nur Ikhsan santai. Pasalnya, JB telah tercatat sebagai dewan penasehat tim pemenangan WH-Andika di KPU Banten.

Menurutnya, hingga saat ini tidak ada permintaan dari JB untuk berhenti sebagai dewan penasehat tim pemenangan WH-Andika.

“Kalau beliau (Mulyadi Jayabaya-red) meminta, baru kami akan mengkonsultasikan ke KPU bagaimana teknisnya,” kata Fitron, Jumat (20/10/2016)

Ia menegaskan, JB masih sebagai dewan penasehat tim WH-Andika. “Kami menempatkan beliau dengan penuh ketulusan karena melihat daya dorong dan potensi beliau yang sangat signifikan. Beliau pada saat itu bersedia,” ujarnya.

Disinggung bahwa JB sudah menyatakan mundur dan beralih mendukung Rano-Embay, Fitron menyatakan, hal tersebut baru di media massa. “Kecuali kalau beliau sendiri yang menyatakan tidak berkenan secara resmi. Ini bentuk penghormatan kami yang tinggi kepada beliau. Di sini respek kami dan tempat beliau begitu terhormat,” ujarnya.

Apakah kecewa dengan sikap politik JB? “Kalau kecewa tidak, bahasa yang lebih tepat adalah kami akan merasa kehilangan orangtua yang sangat berharga,” ujar Fitron.

Fitron mengucapkan terima kasih kepada JB karena hadir beberapa kali dalam acara konsilidasi partai pengusung WH-Andika. “Beliau beberapa kali memberikan arahan yang berharga di depan pengurus partai koalisi. Dan itu sekira 40 persen kita jadikan guidline strategi pemenangan,” ujarnya.

Bahkan, kata Fitron, meski tidak bersama di tim WH-Andika, gagasan dan strategi pemenangan yang JB pernah berikan akan dijalankan secara optimal. “Kami kehilangan orangnya dan tidak bisa dipertahankan, kami tidak harus kehilangan ide dan gagasan besarnya. Sebab kita bukan cuma mau memenangkan Pilgub, tapi belajar learn how to life together (belajar bagaimana menjaga kebersamaan-red). Itu humanisasi esensi dari demokrasi,” ujarnya.(diel)