SERANG, Pelitabanten.com, — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menyelenggarakan Dzikir dan Doa bersama untuk korban tsunami Selat Sunda yang bertempat di Mesjid Raya Albantani KP3B Curug Kota Serang. di malam penghujung tahun 2018.
Acara diawali dengan sholat Maghrib berjamaah dilanjutkan dengan hataman Al-Qur’an, kemudian sholat Isya berjamaah, istigosah dan dzikir bersama.
Hadir dalam kesempatan tersebut Gubernur Banten H. Wahidin Halim, Wakil Gubernur Banten H. Andika Hazrumy, Wakapolda Banten Brigjen Pol. Tomex Kurniawan, Pj. Sekda Banten Ino S. Rawita, para ulama se – Provinsi Banten, para kepala OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten serta jajarannya, serta unsur forkopimda Provinsi Banten dan masyarakat sekitar. Dzikir dan doa bersama dipimpin oleh ust. Komarudin.
Dalam sambutannya Gubernur Banten mengatakan, Provinsi Banten terutama daerah yang berada di sepanjang Selat Sunda mengalami cobaan yang berat.
“Banyak yang kehilangan keluarga, sanak saudara, teman, rumah serta harta benda. Hal ini merupakan ujian dari Allah SWT, yang menjadikan kita semakin dekat kepada–Nya,”terangnya
Selanjutnya Gubernur mengungkapkan hal ini menjadi renungan kita bersama, introspeksi bersama bahwa semua itu adalah urusan Allah semata. “Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran dan kita yang masih hidup diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menjadi manusia yang lebih baik di mata Allah,”Ucapnya
Gubernur WH merasa terharu atas sikap spontan masyarakat yang peduli terhadap bencana ini, Hal itu merupakan bentuk simpati terhadap masyarakat yang terkena dampak bencana.
Dirinya mengungkapan bahwa Pemerintah Provinsi Banten telah mendirikan 29 posko yang tersebar di daerah yang terkena dampak bencana.
Tak luput, Ia mengapresiasi TNI dan Polri atas kesigapan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
“Tanpa diminta mereka langsung terjun ke lapangan untuk mengevakuasi jenazah serta mengidentifikasi jenazah,” ungkapnya.
Semua pun berharap bencana ini tidak terjadi lagi di Provinsi Banten. “Mari kita jadikan Banten bersatu, Banten yang Baldatun Thoyibatun Wa Robbun Gofur,”tegas Wahidin.
Terakhir WH menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah merayakan pergantian tahun masehi, karena memang dirinya mengaku tidak pernah dicontohkan oleh orang tuanya.
“Tinggalkan kebiasaan orang-orang luar negeri. Jadikan hari pergantian tahun untuk berkumpul dengan keluarga di rumah dan beribadah kepada Allah SWT,” tutupnya