SERANG, Pelitabanten.com – Nasib nahas menimpa Saeni (Eni), 53, pemilik Warung Tegal (Warteg) di jalan Cikepuh, Kota Serang, Banten. Dagangan Eni sempat dirazia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Serang pada hari Jumat (10/6/2016).
Dalam tayangan video berita yang tersebar di media sosial, Eni memohon dagangannya tidak diambil. Sayang, Satpol PP tidak menggubris permohonan yang disertai tangis si empunya warteg. Eni diusir keluar dari warung ketika semua dagangannya dipindahkan dari wadah berjualan ke dalam plastik.
Netizen yang menjadikan video itu viral mengutuk perilaku Satpol PP. Mereka menilai petugas tak punya hati dan kurang bisa memahami makna toleransi.
Netizen juga mengkritik pemerintah yang tak berani menutup tempat makan yang masih buka di mal-mal.
“Semoga si ibu bisa buka warung di “MALL” supaya gak kena razia lg ya ????????,” ujar akun Facebook Andy Chandra.
“Kalau mau razia jangan yang kelas warteg saja ya bapa..hahahaha :/,” ujar akun Milya Angreranti yang ditujukan kepada petugas.
Melihat kejadian tersebut, Dwika Putra, seorang netizen yang aktif di sosial media kemudian berinisiatif untuk menggalang dana untuk membantu ibu pemilik warung tersebut.
“Saya terpikir membantu hanya karena tidak tega melihat si ibu bersedih,” kata Dwika Putra saat dihubungi, Sabtu (11/6/2016)
Menurut Dwika, akan lebih baik jika langsung membantu daripada sekedar menghujat. Dengan niat membantu itulah, Dwika mengosongkan isi rekeningnya. Kemudian ia pun menyebarkan pesan gerakan penggalangan dana di akun twitter dan path miliknya.
“Saldo di rekening saya tersisa 427.000 rupiah. Jika kamu ingin turut membantu, transfer BERAPAPUN ke rekening BCA 5315110189 a/n Dwika Putra Hendrawan,” bunyi petikan pesan di akun sosial media Dwika.
Dwika selalu memperbarui informasi masuknya sumbangan melalui Twitter. Ia selalu menampilkan total uang yang masuk ke rekening melalui foto saldo efektif pada jam tertentu. Dwika membatasi pengiriman sumbangan hingga pukul 12.00 WIB hari ini.
Sampai saat ini, Dwika Putra, pemiliki akun Twitter @dwikaputra yang menggagas penggalangan dana menyebut jumlah urunan warga mencapai Rp 265.534.758.
Pemuda ini memulai gerakan penggalangan dana sejak 10 Juni, dua hari setelah Eni terjaring razia Satpol PP. Upaya penggalangan dana rupanya mendapat sambutan positif. Uang ratusan juta berhasil dikumpulkan.
Melihat gerakan massif lewat media sosial, Gubernur Banten Rano Karno angkat bicara. Ia menyayangkan cara yang dilakukan dalam melakukan razia tersebut.
“Saya sebagai Gubernur Banten menyesalkan langkah dan pendekatan yang cenderung represif. Saya meminta kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak mudah terpancing melakukan langkah-langkah yang tak perlu. Sosialisasi aturan dan law enforcement harus tetap memperhatikan pentingnya menegakkan keadilan dan merawat sisi kemanusiaan. Sekali lagi, saya menyerukan pada semua pihak untuk mengedepankan cara-cara yang manusiawi dalam menegakkan aturan,” ujar Rano.