Beranda News

Buka Usaha Bakso Ikan dan Pecak Bandeng, Pondok Pesantren Ulul Albab Cetak Generasi Wirausaha

Buka Usaha Bakso Ikan dan Pecak Bandeng, Pondok Pesantren Ulul Albab Cetak Generasi Wirausaha
Ustadz Ihsan, paling kiri, menemani sahabat yang berkunjung ke Pondok Ulul Albab dengan suguhan Bakso Ikan Khas Banten

SERANG, Pelitabanten.com – Jiwa kewirausahaan sejatinya bukan hanya sekedar bakat bawaan manusia sejak lahir, ia harus ditanamkan sebagai tradisi di dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Seperti terungkap dalam obrolan santai di kedai Bakso Ikan dan Pecak Bandeng Khas Banten, yang dikelola oleh santri Pondok Pesantren Wirausaha Ulul Albab yang berlokasi di Jln. Palka KM. 12,5 Ciomas, Kab. Serang – Banten. “Wajar saja jika orang-orang etnis Tionghoa itu rata-rata jago dagang (wirausaha: red), karena sejak kecil mereka hidup di toko orang tuanya. Mereka sudah terbiasa dengan tradisi berdagang sejak turun temurun. Melihat dan mempelajari bagaimana orang tuanya melayani pembeli dan melakukan transaksi. Nah. Mengambil pelajaran dari contoh seperti itu, saya meyakini jika jiwa wirausaha harus ditanamkan sejak usia muda, agar terbangun jiwa kewirausahaannya, seperti yang saya lakukan di pondok ini”, kata Pemimpin Pondok, Ustadz Muhammad Khairul Ihsan kepada Pelitabanten.com. Selasa (10/1/2017)

Ditanya mengapa pendidikan di pesantrennya berkonsep wirausaha, Ustadz Ihsan, begitu ia akrab disapa, “Ya, sejak awal pondok ini dirintis, kami berupaya melakukan semangat menjalankan kegiatan kewirausahaan untuk menanamkan kemandirian ekonomi kepada santri. Meskipun begitu kami juga tidak menampik bantuan dari para donatur. Cuma, saya tidak suka bergantung pada belas kasih orang lain, atau juga belas kasih majikan, maka apapun profesi santri saya setelah terjun ke masyarakat nanti, dia harus tetap berwirausaha”, tandasnya.

Di samping mengelola kolam ikan dan menggarap sawah untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, santri dilatih mengelola usaha kuliner khas Banten. “Bakso Ikan dan Pecak Bandeng itu kan khas Banten. Semangat kewirausahaan di Ulul Albab sengaja dibangun sebagai bentuk antisipasi bagi masa depan santri, dan juga sebagai bentuk perlawanan terhadap ‘penjajahan ekonomi’ masa kini dengan membanjirnya produk impor dan lain-lain”. Lebih lanjut, “Masa, anak-anak kita lebih mengenal makanan import daripada makanan khas daerahnya sendiri”, imbuhnya.

Selain usaha kuliner khas Banten: Bakso Ikan dan Pecak Bandeng, Pesantren Ulul Albab juga membuka program Orang Tua Asuh. Namun program ini tidak diperuntukan untuk mengasuh anak, melainkan membuka usaha penitipan kambing yang diberi nama Ternak Kambing Amanah. Seperti dijelaskan, “Orang Tua Asuh kambing ini terinspirasi dari gerakan orang tua asuh pada beberapa hewan langka seperti Orang Utan dan Badak Jawa yang digagas oleh WWF (World Wide Fund: red). Lah, kambing yang jelas-jelas peliharaan Nabi Muhammad SAW, seharusnya perlu dikembangkan juga dong, karena sampai hari kiamat kita tetap butuh kambing, ingat hukumnya kan gak akan gugur, bahwa kita disunnahkan Qurban dan Aqiqah dengan kambing”, papar Ustadz yang hobi fotografi ini.

Lebih lanjut dijelaskan, “Sistem Orang Tua Asuh ini mensyaratkan para dermawan yang ingin terlibat dengan membeli seekor kambing betina dan infak pembuatan kandang sebesar Rp. 1.650.000. Kambing dewasa betina itu selanjutnya dipelihara dan diurus oleh Pondok, hasilnya dibagi dua, satu bagian untuk orang tua asuh/ pemilik, satu bagian untuk pemelihara, biaya pakan dan lain-lain, makanya program ini kami namai Ternak Kambing Amanah karena ada amanah di dalamnya”, kata Ustadz Ihsan.

Dan yang lebih menarik dari Pondok Pesantren Wirausaha Ulul Albab, adalah ajaran toleransi yang ditanamkan kepada santri dan cinta kepada sesama manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya keluarga yang beragama Hindu yang telah tinggal di dalam lingkungan pondok selama empat tahun. “Ya, betul. Disini ada sepasang suami istri beragama Hindu dan sudah 4 kali mengadakan Perayaan Nyepi di dalam lingkungan pondok tanpa terganggu oleh kegiatan santri. Saya ingin memastikan kepada santri agar belajar cara menghormati keyakinan orang lain, jadi kami biasa aja, manusiawilah, hehe..” ungkapnya santai.

Diakui oleh Ustadz Ihsan dengan menjelaskan sebuah Hadits, “Saya berpatokan pada Hadits Nabi Muhammad SAW, “Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, maka yang ada di langit akan menyayangimu (HR. Tirmidzi). Lengkapnya hadits itu begini “Orang orang yg pengasih itu akan dikasihi oleh Sang Maha Pengasih”, pungkasnya.