Beranda News

Alumni Duga Furtasan Ali Berkampanye Di Posko KKM Uniba, Alumni: Ini Cara Norak dan Gratisan

Alumni Duga Furtasan Ali Berkampanye Di Posko KKM Uniba, Alumni: Ini Cara Norak dan Gratisan

SERANG, Pelitabanten.com – Adanya dugaan kampanye terhadap mahasiswa Universitas Bina Bangsa (Uniba) yang dilakukan Furtasan Ali Yusup yang akan maju sebagai bacaleg DPRD Provinsi dari Partai Nasdem pada kontestasi Pileg 2019 mendatang menuai kritik dari sejumlah pihak.

Kendati menjabat sebagai Rektor Uniba, kunjungan Furtasan kepada mahasiswa Uniba yang sedang melakukan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM), seperti kunjungannya beberapa waktu lalu di Posko 28 KKM Uniba di Kecamatan Kasemen diduga terindikasi kampanye terselubung.

Hal itu diungkapkan Alumni Uniba, Vredo Putra Pairus yang mengatakan bahwa sarana pendidikan yang digunakan untuk berkampanye merupakan tindakan yang melanggar aturan.

“Kampus atau dunia itu kan harus steril dari kepentingan-kepentingan politik. Bagaimana mahasiswa menempatkan idealismenya. Kalau ada KKM yang dipakai untuk dugaan kampanye terselubung itu kan repot, apalagi sampai ada salam jari yang berafiliasi dan mengarah ke salah satu parpol,” ucap Vredo kepada, Selasa (31/7/2018) petang.

“Ini cara norak dan gratisan,” imbuhnya.

Ditegaskan Vredo, yang dilakukan Furtasan kepada mahasiswa KKN Uniba tersebut salah kaprah dan melanggar aturan PKPU.

“Bukan salah kaprah lagi, itu jelas melanggar aturan. Parpol apalagi ia seorang bacaleg, masuk dalam dunia pendidikan jelas melanggar. PKPU kan mengatur bahwa tidak boleh berkampanye di dunia pendidikan dan sarana ibadah,” ungkapnya.

Ia pun mengingatkan kepada mahasiswa untuk sadar bagaimana menempatkan idealismenya sebagai mahasiswa untuk berani menolak ketika dipekerjakan berpolitik secara terselubung.

“Mahasiswa harus sadar, bahwa mereka menempatkan idealismenya, jangan mau dipekerjakan berpolitik terselubung,” tegasnya.

“Konon katanya ada instruksi bahwa mahasiswa KKN diminta mencari nomor Ketua RT, Ketua RW dan Ibu PKK dalam waktu yang ditentukan. Targetnya apa kalau bukan target politik, untuk pencapaian elektabilitas dan popularitas. Kita tau nanti ada DCT, setelah itu parpol akan melakukan lembaga survey untuk bacaleg-bacalegnya,” sambungnya.

Terakhir, Vredo pun meminta kepada pihak kampus Uniba untuk tidak membiarkan hal itu terjadi. Kedepan, Vredo pun menyampaikan dirinya akan berkoordinasi dengan Panwaslu dan KPU untuk bisa menyikapi adanya dugaan kampanye di dunia pendidikan tersebut.

“Kepada pihak kampus dan dosen-dosennya jangan lah seperti itu. Bahkan saya sudah sering berkomunikasi dengan dosen untuk tidak seperti itu, ini kan juga mencederai dunia pendidikan itu sendiri,” tandasnya.

“Nanti saya juga akan berkomunikasi dengan Panwaslu dan KPU agar bagaimana bisa menegur kalau memang ada dugaan kampanye terselubung melalui dunia pendidikan,” tambahnya.(kie)