LEBAK, Pelitabanten.com – Bagi yang tidak memiliki kesabaran dan ketekunan dalam menjalani usaha kuliner malam, jangan berharap bisa bertahan. Persaingan ketat di dunia usaha kuliner, terlebih di malam hari memang menuntut kreatifitas dan inovasi yang harus selalu diperbaharui.
Tidak terkecuali usaha warung tenda pecel lele yang selalu ada dan menjamur di setiap kota besar, pun juga kota kecil seperti di Rangkasbitung. Sikap hangat dan bersahabat dengan mengedepankan salam, senyum dan sapa merupakan senjata yang berharga untuk memikat para pelanggan dan tamu yang datang untuk menghilangkan rasa lapar.
Ada yang menarik untuk dicermati, warung tenda Pecel Lele CAK RAMON asal Lamongan yang berlokasi di Jalan Sunan Kalijaga, Leuwiranji depan Bank BRI Cabang Pasar Kota Rangkasbitung, ternyata menjadi langganan cewek-cewek cantik yang ingin menikmati suasana malam sekaligus mengusir rasa lapar.
Warung tenda pecel lele yang buka mulai jam 5 sore hingga jam 2 dini hari ini memang banyak digemari karena menu hidangan yang disediakan terbilang bervariasi dan tentunya sangat mengutamakan cita rasa yang berkualitas. Seperti yang dikatakan Jhaneta, pelanggan setia Pecel Lele CAK RAMON ketika ditanya soal rasa masakan yang dinikmatinya, “Aku dan teman-temanku suka makan disini, selain masakannya enak, pelayannya juga bersahabat”, ucap Jhaneta, penyanyi dangdut Surya Nada, grup dangdut yang populer di Rangkasbitung. Senin (27/2/2017)
Menu hidangan di warung tenda Pecel Lele CAK RAMON memang tak ada yang berbeda, sama seperti menu-menu warung pecel lele lainnya. Pecel lele, pecel ayam, goreng bebek, ayam kampung, ati-ampela, kepala ayam, tahu-tempe, juga nasi goreng, mie goreng, mie rebus, soto ayam dan soto daging.
Tentunya dengan nasi putih dan lalapan serta minuman hangat lainnya. Kecuali ikan lele yang dipasok secara berlangganan, Simon Wijanarko, pemilik warung tenda Pecel Lele CAK RAMON ini menjelaskan, “Semua bahan baku yang disediakan di warung ini kami beli dari pasar Rangkasbitung kecuali ikan lele yang memang berlangganan sejak lama. Ada pemasok tetapnya”, ujar pria yang akrab disapa Simon ini.
Memasuki tahun ke tujuh usahanya, omset yang didapat setiap malam antara satu sampai dua setengah juta, tergantung sepi atau ramainya pengunjung.
Dan selama Simon menggeluti bisnis kuliner warung tenda pecel lele ini banyak merasakan pengalaman berharga, baik suka maupun duka. Seperti diungkapkan olehnya, “Saya merasa bersukur karena sedikit banyak telah membantu Pemerintah mengurangi pengangguran dengan merekrut orang-orang di sekitar untuk bekerja membantu usaha saya.
Namun tidak sedikit merasakan duka ketika ada orang yang dipengaruhi minuman keras makan lalu tidak membayar dan pergi begitu saja”, pungkasnya.