JAKARTA, Pelitabanten.com – Tak banyak referensi dan sumber yang akurat terkait riwayat hidup dan perjuangan yang dilakukan oleh penggubah lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’, Wage Rudolf Supratman. Karenanya, film berjudul ‘Wage’ garapan sutradara John de Rantau, diyakni sebagai sebuah film yang lebih dari sekadar film biopik.
“Sampai saat ini hanya ada tujuh buku yang tipis dan beberapa film pendek, yang itupun untuk suatu kepentingan, sehingga tidak banyak mengulas secara detail tentang riwayat dan perjuangan Wage Supratman. Bahkan pada batu nisan di makam pahlawan nasional ini ditulis bahwa pria ini lahir di Jatinegara, padahal yang sesungguhnya adalah di desa Somongari, Purworejo, Jawa Tengah” papar sutradara John de Rantau, di Jakarta, Kamis (28/9).
Sutradara yang pernah menggarap film ‘Denias, Senandung di Atas Awan’ dan ‘Semesta Mendukung’ ini menambahkan, film Wage yang telah dipersiapkan sejak dua tahun lalu ini, mengangkat sisi lain yang tidak pernah diketahui orang. “Selama ini terkesan ada kontroversi tentang beberapa hal dari seorang Wage Supratman. Selain tempat lahir, ada juga yang meragukan apakah dia meninggal dunia sebagai bujangan, cerai atau pernah menikah, apakah dia muslim, apakah benar dia keturunan Belanda, semuanya terjawab di film ini,” kata sineas yang baru kembali menyutradarai film setelah lima tahun vakum.
Begitu pula halnya dengan perjuangan Wage Supratman dalam melawan penjajahan. “Film ini mengangkat spirit 1928. Bagaimana Wage yang sudah hidup mewah sebagai selebritas atau tepatnya sebagai musisi jazz terkenal di Makassar, kembali ke tanah Jawa dan menyumbangkan seluruh kekayaannya serta melibatkan diri dalam pergerakan kemerdekaan, menjadi wartawan yang menyuarakan penderitaan rakyat kecil. Semangat ini yang seharusnya dan sepatutnya menjadi inspirasi bagi anak muda Indonesia,” jelas Denny Arianto Nugroho salah satu co-executive producer dari Opshid Media, sebuah rumah produksi dipayungi oleh Organisasi Pemuda Shiddiqiyah.
Film Wage akan serentak diputar di ratusan layar bioskop tanah air mulai 9 November 2017 untuk menyambut Hari Pahlawan. Sederet aktor dan aktris kenamaan turut membintangi film berdurasi 110 menit ini, di antaranya, Rendra Bagus Pamungkas, Teuku Rifnu Wikana, Prisia Nasution dan Putri Ayudia.