Beranda Budaya

Waktu

Waktu
Ilustrasi. ist

Pelitabanten.com – Waktu Kemarin lusa, adalah momen yang membahagiakan bagi keponakanku yang merayakan hari jadinya yang ketiga. Sejak jauh hari, undangan sudah disampaikan pada kami para om dan tantenya dengan pesan untuk membawa kado tentunya. Undangan juga disampaikan pada sekita 50 teman sebaya di sekitar rumahnya.

Karena bertepatan dengan bulan puasa, maka perayaan digelar jam 16.00 s.d 17.00 WIB bersama teman-temannya, dan kami sekeluarga akan melanjutkan dengan berbuka puasa bersama.
Sudah pukul 15.20, Semua kebutuhan sudah dipersiapkan dengan baik, tinggal beberapa ‘finishing touch’. Tiba-tiba di ambang pagar rumah mulai terlihat beberapa anak yang datang, kontan saja membuat kami segera bergegas shalat ashar untuk kemudia siap menyambut mereka, untuk sementara, sang ‘bidadari’  yag berulang tahunlah yang menyambut ditemani sang bunda.

Pukul 15.45 hampir semua undangan tiba di lokasi, tinggallah si empunya hajat yang kalang kabut karena MC belum juga tiba.
Sepuluh menit kemudian, pukul 15.55 MC yang ditungggu tiba, dan seluruh tamu undangan sudah tiba di lokasi dengan gurat wajah penuh rasa tak sabar untuk memulai acara yang mereka nantikan. akhirnya, pukul 16.00 kami memulai acara.

Sungguh pengalaman yang super langka bagiku memulai acara dengan benar-benar tepat waktu sesuai yang diagendakan. Aku sungguh sangat merindukan momen seperti ini, saat waktu yang sangat berharga ditempatkan sebagaimana kodratnya yaitu ‘untuk dihargai dan dihormati’.

Mari sekarang kita ingat, seberapa sering kita memulai meeting tepat waktu? Kapan kita terakhir kali memulai acara sesuai jadwal? Berapa lama kita harus membuang waktu hanya karena menunggu mereka yang datang terlambat? Berapa orang tepat waktu yang kita kecewakan karena kita toleran menunggu mereka yang telat? Seberapa banyak agenda yang selesai tidak tepat waktu karena kita terlambat memulainya?

Andai saja kita yang sudah semakin bertambah tua ini belajar dari adik-adik kecil yang begitu ansusias datang tepat waktu karena tak ingin tertinggal kesenangan menjalani pesta.

Sungguh indah rasanya jika kita bercermin dari Sang adik kecil yang ‘di atas kertas’ memiliki kesempatan hidup lebih panjang dari kita tapi mereka begitu bergegas untuk tak melewatkan momen berharga sedikitpun.

Andai saja setiap momen dalam hidup kita selalu anggap sebagai suatu momen berharga, karena setiap kesempatan selalu kita bayar dengan ongkos yang sangat mahal, kita bayar dengan waktu.

Harta berharga yang tak mungkin kembali adalah waktu, kehilangan harta masih bisa kita cari, kehilangan waktu tak dapat seorangpun dapat menghadirkannya kembali pada kita, hanya penyesalan yang akan menghampiri.

Waktu setahun akan sangat disesali oleh mereka yang tinggal kelas, waktu sebulan sangat berharga untuk ibu hamil yang melahirkan premature, waktu sehari sangat berharga pagi para buruh harian, waktu sejam semenit sangat disesali oleh mereka yang terkena serangan jantung, waktu sedetik sangat disesali oleh juara kedua lari sprint atau para pembalap. Lantas, berapa menyesal kita kelak, karena banyak melalaikan waktu yang sangat berharga ini?

Momen bulan puasa ini mengingatkanku betapa waktu yang dianugerahkan Tuhan untuk kita begitu berharga, andai saja jantungku berhenti berdetak semenit saja, atau paru paruku tak dapat menghirup udara 5 menit saja, atau otakku berhenti bekerja sejam saja, maka hidup tak lagi bersamaku. Betapa banyak anugerah Tuhan untukku, lantas sebarapa banyak aku telah memanfaatkan untukNYA dan bersyukur pada NYA ? Jika tiba waktu kita dijemput oleh NYA, tak dapat sedetikpun kita memajukan atau memundurkannya.

Kapan waktu itu tiba? Tak seorangpun yang tahu!!! Untuk itu, hidup sekali, hiduplah penuh arti.

Oleh: Abdul Latief, WTS

WTS: Writer Trainer Speaker. Penulis telah menerbitkan beberapa buku dan aktif di pengembangan sumber daya manusia, training public speaking, leadership, managemen, motivasi, dan beragam program lainnya bagi termasuk menyemai pengembangan para pelajar dan mahasiswa di Banten dengan program Early Leadership dan Early Motivaton.

follow twitter: @pondok_harmoni

Instragram : @abdullatiefku & @harmonydailyquotes