Sujud aku sembah padamu
Mengharap ibamu
Menghela tali demi tali yang kutangkap lenyap
Terowongan hidup tak kurasa bisa ikut tetap
Menopang keharuan tepat di dinding bisu
Di bawah sudut kenang ku menyeru
Sinar matahari yang kau suguhkan ibu
Tak terlihat olehku tapi mengapa hanya muka lesu
Sinar embun pada yang kau tunjukan ayah
Menjadi remang olehku mengapa hanya muka harap
Di penantian jembatan kusam
Kutunggu kau tepat jam dua
Berharap muram hilang kelam
Tetapi tak jua kau tiba
Awan pun menyelam hujan
Akhirnya kau tiba pukul sembilan
Dengan darah keringat meluncut tubuh\
Kusambutnya peluk
Harap ridha ikhlas beriring
Berkumpul menjadi satu pandang
Ayah ibu jangan kau hanya diam
Katakan disini katyakan hari ini
Hingga restu datang kembali..
Sengau angin namamu teta membeku
Penulis: Rina Kanayakanaka