Beranda Budaya

Pengamat Kebudayaan O Sanusi: Festival Budaya Nusantara di Kota Tangerang Hendaknya Banyak Libatkan Masyarakat

Pengamat Kebudayaan O Sanusi: Festival Budaya Nusantara di Kota Tangerang Hendaknya Banyak Libatkan Masyarakat

KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com  – Perhelatan Festival Budaya Nusantara yang dibuka Walikota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah, Minggu pagi 03 Desember 2017 merupakan langkah baru Pemkot untuk mempererat tali kerukunan antar umat, suku dan budaya Indonesia. Pergelaran yang dilaksanakan selama lima hari, ditutup Kamis malam 07 Desember 2017 oleh Wali Kota Tangerang.

Menurut Arief R Wismansyah, Festival Budaya Nusantara merupakan yang keempat kali dalam sejarah Kota Tangerang.

“Kota Tangerang yang kaya akan seni, budaya dan suku adalah miniatur Indonesia. Kita Tangerang, Kita Indonesia, Kita Berbudaya. Untuk itu, harus kita jaga dan lestarikan budaya nusantara di kota ini. Karena kita ingin Kota Tangerang menjadi kota yang layak dikunjungi”, ujar Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah saat memyampaikan sambutan di atas panggung, di Plaza Pusat Pemerintahan Kota Tangerang. Kamis (7/12/2017)

Sementara itu, Pengamat Kebudayaan O Sanusi menilai Festival Budaya Nusantara di Kota Tangerang merupakan sebuah terobosan dan inovasi yang baik untuk memperkenalkan Kota Akhlakul Karimah ke mancanegara.

“Sangat mengapresiasi kegiatan Festival Budaya Nusantara yang dilakukan oleh pemerintah Kota Tangerang. Dengan semangat dari Kota Tangerang untuk Indonesia, merupakan sumbangsih Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Ini merupakan inovasi atau terobosan sangat baik untuk memperkenalkan potensi Kota Tangerang ke mancanegara,” jelas pengamat Kebudayaan, O Sanusi, Kamis (7/12/2017)

Dikatakannya, melalui kebudayaan segala sendi kehidupan masyarakat dapat dikomunikasikan dengan harmonis. Pemerintah Kota Tangerang tampaknya menyadari hal ini guna menciptakan harmonisasi kehidupan masyarakat. Kebudayaan juga salah satu simbol komunikasi atau kedekatan pimpinan daerah (walikota) dengan masyarakatnya.

Dijelaskannya, dalam kegiatan yang didukung oleh semua elemen masyarakat, suku, budaya dan agama merupakan gambaran harmonisasi kerukunan bangsa di Kota Tangerang.

“Kegiatan ini diharapkan bisa menggugah kembali semangat masyarakat untuk lebih mencintai budaya Indonesia. Di era globalisasi jangan sampai budaya kita jadi luntur,” ungkap O Sanusi.

Dalam pandangannya, Dinas Budaya Pariwisata dan Pertamanan Kota Tangerang sebagai penyelenggara hajatan ini jangan merasa puas. Sebab, kesuksesan acara parade budaya Minggu 03/12 lalu tampak kesertaan masyarakat bawah, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan generasi muda masih perlu digenjot agar lebih maksimal.

Untuk ke depannya, kata O Sanusi, Dinas Budparman Kota Tangerang sebaiknya melibatkan Karang Taruna, anak-anak sekolah, sanggar budaya, kelompok PKK, LSM dan Ormas serta berbagai unsur masyarakat lainnya untuk turut serta dalam gelaran budaya ini.

Parade budaya Minggu lalu, Pemkot Tangerang mengerahkan pegawai seluruh SKPD, kecamatan dan kelurahan. Para pegawai itu, sambung O Sanusi ikut parade karena ada absensi dari instansinya. Mereka itu seperti diwajibkan untuk ikut serta dalam acara tersebut.

Seharusnya, sambung O Sanusi, Pemkot mengajak Ormas, LSM dan masyarakat sampai ke tingkat RT. Ia menyayangkan penyelenggaraan acara tersebut yang menggunakan uang anggaran daerah namun kurang menyentuh masyarakat.

Dikatakannya, sosialisasi yang dilakukan masih kurang menyebar. Banyak warga yang mengaku tak tahu ada festival budaya di Kota Tangerang. Harus diakui, ada pula yang tahu dari media sosial.

“Masih kurang tepat sasaran. Seharusnya dengan uang APBD itu gaung penyelenggaraan Festival Budaya Nusantara 2017 bisa menggema ke seluruh lapisan masyarakat Kota Tangerang. Ini yang tau ada acara itu hanya kalangan terbatas. Warga di lingkup RT banyak yang tidak tau,” jelas O Sanusi.

Menurutnya Dinas Budparman Kota Tangerang bisa meniru keberhasilan Festival Jember, Festival Budaya di Jogja dan Manado. Di wilayah tersebut masyarakat sebagai pemilik kebudayaan dilibatkan langsung dalam festival. Sehingga pembauran kebudayaan itu bukan cuma tampak di permukaan, melainkan mengakar ke seluruh lapisan masyarakat.

“Ke depannya, Festival Budaya Nusantara ini harus lebih banyak melibatkan peran masyarakat secara aktif. Pemerintah Kota Tangerang harus memikirkan agar acara ini dapat dilakukan secara teragenda tiap tahun dengan pengemasan lebih bermagnet, menarik masyarakat untuk datang ke lokasi penyelenggaraan,” ujar O Sanusi.

Diakuinya, peran dan dukungan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Tangerang dalam parade budaya lalu sangat dominan. O Sanusi menyampaikan terima kasih kepada FPK Kota Tangerang atas hal ini. Ia berharap FPK bisa menularkan hal itu kepada Ormas lain pada penyelenggaraan berikutnya