LEBAK, Pelitabanten.com – Sebagai bagian dari upaya pengamanan dan pengelolaan sumber-sumber penghidupan masyarakat desa baik itu hutan sebagai sumber mata air, sungai, kebun, sawah, ladang dan lain sebagainya, desa Warungbanten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten melakukan kegiatan Pemetaan Partisipatif secara berkala sejak 17 Pebruari 2018 hingga 22 Maret 2018 yang lalu.
Bertempat di Rumah Adat Kaolotan Cibadak desa Warungbanten, kegiatan Pemetaan Partisipatif dihadiri sekitar 80 orang yang terdiri dari Prangkat Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, Pemuda, Perwakilan Aktivis Perempuan, Muspika, beberapa desa yang berbatasan dengan desa Warungbanten dan Fasilitator pemetaan dari Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) Bogor.
Dalam sambutannya, jaro Ruhandi mengatakan bahwa tujuan dari pemetaan ini adalah untuk mendorong kepastian pengelolaan wilayah desa dan keamanan sumber-sumber penghidupan masyarakat baik itu hutan sebagai sumber mata air, sungai, kebun, sawah, ladang dan lain sebagainya. Sehingga bagi generasi berikutnya masalah batas wilayah dan potensi desa tidak akan menjadi konflik yang turun temurun.
“Kami ingin mempunyai peta dan profile Desa untuk bahan rujukan perencanaan pembangunan desa, serta Peraturan Desa tentang sistem pengaturan pengelolaan sumber daya alam di desa Warungbanten,” ujarnya melalui whatsapp, Minggu, (25/3/2018).
Lebih lanjut Jaro Ruhandi mengatakan, peta partisipatif akan diserahkan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak untuk diverifikasi dan ditetapkan menjadi peta Definitive Desa Warungbanten sesuai dengan Permendagri 45/2016.
Dikatakan hampir seluruh peta desa di kecamatan Cibeber masih berupa peta sketsa, Sekretaris Kecamatan Cibeber, Hendi Suhendi, dalam sambutannya mengaku bangga dan mengapresiasi atas inisiatif pemetaan partisipatif tersebut.
“Saya sangat mengapresiapi dan bangga akan kegiatan pemetaan partisipatif ini, mengingat hampir seluruh peta desa di kecamatan Cibeber masih berupa peta sketsa. Semoga kegiatan ini kedepan bisa dilakukan di seluruh desa,” katanya.
Sahdi Sutisna atau yang biasa disapa Aji Panjalu sebagai fasilitator kegiatan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) Bogor mengatakan bahwa pentingnya kegiatan pemetaan partisipatif bertujuan untuk memberikan kesepahaman batas-batas antardesa dan penggalian potensinya.
“Intisari dari kegiatan ini (Pemetaan Patisipatif) adalah membahas tentang kesepakatan alur pemetaan, skema pembiayaan, kesiapan tim, pembagian tugas, wilayah kerja tim, dan kesepahaman batas-batas antardesa melalui review peta sketsa. Pertemuan berikutnya akan dilakukan pelatihan kepada tim ukur peta dan penggalian potensi desa,” pungkasnya.