- Advertisement -
Beranda Budaya

Lima Tradisi Khas Pandeglang Tampil di Ruang Kreatif Halaman Budaya Bertajuk Jalan Pulang

Lima Tradisi Khas Pandeglang Tampil di Ruang Kreatif Halaman Budaya Bertajuk Jalan Pulang
- Advertisement -

Pandeglang. Pelitabanten.com – Ruang Kreatif Halaman Budaya menggelar karya inovatif berupa pertunjukan kolaboratif bertajuk Suatu Peristiwa: Jalan Pulang selama tiga malam, (8-10/11/2021). Sebanyak 5 seni tradisi khas Pandeglang akan menjadi bagian dari pertunjukan, mulai dari macasyekh, kidung, beluk dzikir saman, pencak silat dan debus, hingga ubrug.

Nanda Maulana, selaku pimpinan produksi mengatakan bahwa setiap malam pukul 19.30 WIB akan hadir peristiwa yang membentuk rangkaian wacana Jalan Pulang, membawa kerinduan dan nostalgia tentang memori yang melekat dalam tubuh jasad dan kholbu.

“Pada malam pertama dan kedua, pementasan berdurasi sekitar 40 menit, sementara pada malam terakhir pementasan berdurasi sekitar 1 jam 15 menit. Penonton yang ingin menginap, bisa membawa tenda karena kami sediakan camping ground, serta kudapan dan kopi untuk dinikmati bersama,” terang Nanda Maulana, Senin (8/11/2021).

- Advertisement -

Kegiatan ini digelar di Kp. Lame, Desa Mekarsari, KecamatanPanimbang, Kabupaten Pandeglang. Untuk mencapai tempat ini, jalur yang harus diambil adalah jalur menuju Tanjung Lesung dan masuk lewat pertigaan Ciseukeut menuju Sobang, kemudian ambil jalur menuju Cimanis dan ke sebelah kanan menuju Kampung Lame Mekarsari. Atau kata Nanda, jika menggunakan gadget bisa membuka Google Maps dan menelusuri rute menuju “Ruang Kreatif Halaman Budaya”.

Dalam kegiatan ini, Nanda mengungkapkan, proses garapan ini melibatkan banyak komunitas dan sanggar seni dan budaya lintas disiplin, seperti, komunitas teater kampus Teater Kain Hitam, Gesbica UIN Banten, UNBAJA, Muklis Dance Company, Sanggar Ringkang Gumilang, dan masih banyak lagi. Termasuk, Stage Manager pagelaran ini adalah Kristo Robot (Lesoburt Art NTT).

Keterlibatan banyak pihak diharapkan dapat menyemarakkan ruang-ruang kreatifitas di daerah pinggiran yang jauh dari kota. Tidak hanya itu, warga Kampung Lame pun dilibatkan selain untuk menampilkan kesenian tradisional, juga sebagai aktor dalam pentas teater modern, penata artistik, hingga penata cahaya.

RA Yopi Hendrawan Utoyo, selaku sutradara mengatakan bahwa Jalan Pulang adalah upaya mengembalikan ingatan masa lalu yang diterjemahkan tubuh lewat beragam ekspresi dan estetika, dan diharapkan pesan yang sampai ke penonton adalah pesan yang beraneka ragam.

“Pementasan ini dimaksudkan untuk memberikan keluasan tafsir kepada penonton, dan jangan lupa, pagelaran ini dibuat menjadi tiga bagian, jadi agar sempurna saksikanlah dari bagian pertama sampai baian akhir,” ungkap Yopi.

RA Yopi Hendrawan adalah pegiat teater yang pernah berkuliah di ISI Yogyakarta dan menyelesaikan studinya di ISI Surakarta. Pada tahun 2017, mendirikan Ruang Kreatif Jalan Pulang sebagai bentuk ikhtiarnya untuk bisa mengembangkan potensi seni dan budaya di daerahnya setelah memutuskan kembali ke kampung halaman.

“Dalam proses kekaryaan Jalan Pulang, kita mendapati bahwa seni tradisi yang bertahan di masyarakat sangat kental dengan spiritualisme. Bahwa seni bukan hanya bentuk hiburan. Para seniman tradisi memegang teguh seni sebagai ritual, termasuk macasyekh” *Munawir Syahidi

- Advertisement -
Exit mobile version