Beranda Budaya

Festival Seni Multatuli, Lompatan Besar Sejarah dan Budaya Lebak

Festival Seni Multatuli, Lompatan Besar Sejarah dan Budaya Lebak

LEBAK, Pelitabanten.com – Dalam rangka mengenalkan pemikiran dan pada masyarakat, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menggelar hajatan akbar bertajuk pada 6-9 September 2018.

Kabid Kebudayaan Dindikbud Lebak sekaligus Ketua Panitia Festival Seni Multatuli, mengatakan bahwa Festival Seni Multatuli merupakan sebuah lompatan ide dan pemikiran logis untuk sebuah potensi besar yang dimiliki Kabupaten Lebak.

“Saya harap dengan adanya acara ini dapat berdampak besar baik secara ekonomi, maupun cara pandang masyarakat terhadap perjalanan sejarah dan budaya di Kabupaten Lebak,” ujarnya, Selasa (31/7/2018).

Banyak konten acara yang menarik dalam acara ini, di antaranya Penerbitan dan Peluncuran Buku Antologi Puisi, Simposium, Pertunjukan Teater, Pertunjukan Seni Tradisi, Opera Saidjah Adinda oleh Ananda Sukarlan, Workshop kreatif bersama Dolorosa Sinaga, Karnaval Kerbau, Penelusuran Jejak Multatuli di , dan acara pendukung lainnya seperti panggung musik, tenun , Kopi dan Ngopi Bersama, Kuliner Lebak, dan lain sebagainya.

Baca Juga:  Dari Negeri Para Petapa Ritual Seba Baduy Datangi Ibu Gede Iti Octavia Jayabaya

Salah satu konten acara yang sedang gencar mengajak masyarakat berpartisipasi yaitu Penerbitan dan Peluncuran Buku. Tujuan dari penerbitan ini, yaitu untuk menghasilkan karya berupa puisi sebagai bagian dari dokumentasi kolektif masyarakat dengan mengambil inspirasi dari pemikiran dan sikap Multatuli.

Dengan menjaring puisi-puisi dari masyarakat, diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan pada teks atau bahasa dalam bentuk puisi dan menjadi salah satu upaya dalam menciptakan ekosistem kebudayaan yang diusung dalam Festival Seni Multatuli, yaitu bahasa.

Menurut Wawan, buku antologi puisi ini menjadi salah satu upaya menginterpretasi ulang pemikiran dan sikap Multatuli yang pernah ada di Lebak. Kelanggengannya akan terpelihara dengan keikutsertaan banyak pihak dari berbagai wilayah. Cara pandang yang beragam akan lebih menyemarakkan konten dalam puisi-puisi tersebut.

“Ini upaya untuk menangkap ide besar dari seorang penyair. Setelah melihat sosok, sikap, dan membaca pemikiran Multatuli,” pungkasnya.

Baca Juga:  Menanti Perda Bahasa Daerah Provinsi Banten Disahkan, Pegiat Bahasa Gelar Bedah Buku “Purwa Basa”

Penanggung Jawab Acara Penerbitan dan Launching Buku, menyebutkan jika melalui Undangan Menulis Puisi Bertema Multatuli ini panitia mengajak seluruh Warga Negara Indonesia berusia 20-40 tahun terlibat.

“Hanya saja, karena banyaknya peserta yang ingin berpartisipasi tetapi terhalang persyaratan poin pertama ini, kami tim Penanggung Jawab Penerbitan dan Launching Buku Antologi Multatuli sepakat untuk menghapuskannya,” ujar Uthera melalui rilis yang diterima wartawan.

Sebelumnya, perihal pembatasan usia 20-40 tahun itu, ia dan timnya sepakat mengambil rentang perjalanan Eduard Douwes Dekker yang diangkat menjadi Ambtenaar Pamong Praja di Sumatera Barat pada usia awal 20-an hingga ia mengurung diri di salah satu hotel di Brussel untuk menulis novel Max Havelaar dan melahirkan nama Multatuli pada usia akhir 30-an.

Sementara untuk persyaratan lainnya masih dipertahankan, yaitu para peserta diwajibkan mengirimkan minimal 3 dan maksimal 5 judul puisi beserta biodata berbentuk narasi dan scan KTP sebagai kelengkapannya. Pesyaratan tersebut dikirim melalui e-mail puisi.multatulifest@gmail.com. Penerimaan naskah puisi bertema Multatuli ini akan ditutup pada 10 Agustus 2018 pukul 23.59 WIB.

Baca Juga:  Bekerjasama Dengan Satlantas Polres Lebak, Program CSR GIIAS 2018 Gelar Pembuatan SIM Gratis

Penyair terpilih akan diumumkan pada 13 Agustus 2018 melalui website www.museummultatuli.id dan seluruh official media sosial Festival Seni Multatuli 2018. Buku Antologi ini akan dilaunching pada 6 September 2018 di Aula Museum Multatuli, Rangkasbitung. (Red)