Beranda Budaya

Bedol Situ Cibanten, Tradisi Tahunan Setiap Bulan Muharam

Bedol Situ Cibanten, Tradisi Tahunan Setiap Bulan Muharam
Warga masyarakat antusias mengikuti kegiatan tradisi Bedol Situ Cibanten dilaksanakan setiap bulam Muharam, Minggu (24/9/2017)

KABUPATEN SERANG, Pelitabanten.com – Situ atau danau Cibanten adalah salah satu sumber mata air yang berada di Kampung Masigit, Desa Sukaberas Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang-Banten. Diberinama Cibanten bermula pada suatu masa ketika Kesultanan Banten mengalami kesulitan sumber mata air yang mampu mengairi sebagian besar daerah di Banten.

Hingga akhirnya ditemukanlah sumber mata air ini yang kemudian diberi nama Cibanten.

Pada masa Kesultanan Banten air Situ Cibanten digunakan untuk lahan pertanian dan untuk dikonsumsi oleh masyarakat Banten sebab airnya tidak pernah surut meskipun di musim kemarau.

Bedol Situ/ Danau Cibanten merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan setiap bulan Muharam. Sebagai upaya pelestarian dan penghormatan terhadap sumber mata air dimana masyarakat Ciomas baik tua maupun muda berdatangan untuk membersihkan tumbuhan-tumbuhan yang menutupi danau selain itu juga masyarakat diperbolehkan menangkap ikan.

“Bedol danau dilakukan di pusat mata air Cibanten, itu tradisi yang dilakukan warga sekitar Ciomas. Pintu air dibuka terus sambil membersihkan tanaman yang sudah banyak tumbuh selain itu juga warga diperbolehkan menangkap ikan,” ujar Saefullah, warga Ciomas yang ikut dalam kegiatan Bedol Danau Cibanten, Minggu (24/9/2017).

Dari cerita yang beredar di masyarakat, Situ Cibanten dikenal dengan sumur kesatu salah satu legenda Sumur Tujuh yang berada di sekitar wilayah Gunung Karang.  Selain itu, situ Cibanten ini airnya mengalir ke Kota Serang yang disebut sungai Cibanten dan bermuara di Karangantu.

“Air dari sungai Cibanten dialirkan ke Keraton Banten dijadikan irigasi setelah itu baru ke muara Karangantu,” katanya.

Menurut cerita orang tua Situ Cibanten merupakan situ keramat dimana terdapat makam Puser Sakti Negara atau biasa disebut Ki Daham yang konon kabarnya adalah pahlwan ketika zaman penjajahan dan hingga kini masih menjadi objek wisata ziarah.

Air situ Cibanten yang sangat dingin dan berwarna kehijau-hijuan namun kejernihan kini sudah mulai tercemar lantaran bukan hanya digunakan untuk mandi akan tetapi digunakan juga untuk mencuci.